BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Akuntansi
manajemen sektor publik sangat dibutuhkan dalam pengelolaan organisasi sektor
publik. Akuntansi manajemen memberikan informasi-informasi tidak hanya
informasi keuangan tetapi juga informasi secara keseluruhan. Akuntansi
manajemen mambantu organisasi sektor publik dalam proses perencanaan dan
pengendalian. Pada zaman globalisasi yang semakin kompleks permasalahan yang
muncul, maka organisasi publik harus bisa menyesuaikan diri. Dengan adanya
akuntansi manajemen maka bisa membantu organisasi dalam pencapaian tujuannya
dan membantu organisasi membangun hubungan baik antar bagian dalam organisasi.
Proses perencanaan bisa memberikan gambaran yang jelas tentang target yang akan
dicapai organisasi.
Penerapan
akuntansi manajemen sektor publik merupakan langkah untuk mengelola semua
sumber daya dalam organisasi. Organisasi sektor publik merupakan organisasi
yang berusaha untuk memberikan pelayanan kepada publik. Supaya publik tidak
kecewa maka pihak intern organisasi harus dikelola dengan baik terlebih dahulu.
Dengan akuntansi manajemen membantu pihak intern untuk mendapatkan kejelasan
tugas. Selain itu juga membantu organisasi dalam melakukan pengendalian.
Pengendalian dibutuhkan untuk menjamin tujuan organisasi yang telah ditetapkan
bisa tercapai.
Akuntansi
manajemen sektor publik berfungsi sebagai penyedia informasi untuk pengambilan
keputusan ekonomi, sosial, dan politik. Pengaruh aspek-aspek tersebut sangat
besar pada organisasi sektor publik. Akuntansi manajemen dalam organisasi
sektor publik berperan dalam merencanakan strategi, memberikan informasi biaya,
penilaian investasi, penganggaran, dan penentuan biaya pelayanan, dan tarif
pelayanan. Sehingga dengan adanya akuntansi manajemen seluruh kegiatan dalam
organisasi sektor publik dapat dikelola dengan baik.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun yang
menjadi rumusan masalah pada pembahasan “Akuntansi
Manajemen dan Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik adalah sebagai
berikut:
Ø Bagaimanakah
peran akuntansi dalam organisasi?
Ø Bagaimanakh
proses perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi sektor publik?
Ø Apa
sajakah tipe pengendalian manajemen?
Ø Bagaimanakh
struktur pengendalian manajemen?
Ø Bagaimanakah
proses pengendalian manajemen sektor publik?
1.3
Tujuan
Ø Mengetahui
penjelasan dari peran akuntansi dalam organisasi
Ø Mengetahui
proses perencanaan dan pengendalian manajerial organisasi sektor publik
Ø Mengetahui
tipe-tipe pengendalian manajemen
Ø Mengetahui
proses pengendalian manajemen sektor public
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi Sebagai Alat Perencanaan Organisasi
Perencanaan
adalah suatu cara sebuah organisasi dalam menetapkan tujuan dan sasaran
organisasi. Perencanaan
meliputi :
1. Aktivitas
yang sifatnya strategik
2. Aktivitas
yang sifatnya taktis
3. Aktivitas
yang sifatnya operasional
Peran akuntansi
menajemen dalam perencanaan adalah memberikan informasi historis dan
prospektif. Informasi historis memberikan informasi tentang bagaimana masa lalu
organisasi, apakah semua tujuan dan sasaran organisasi tercapai atau tidak.
Sedangkan informasi prospektif lebih memberikan informasi tentang rencana masa
depan, sehingga bisa memberikan motivasi untuk peningkatan kinerja. Proses
perencanaan meliputi:
1. pengembangan
sistem perencanaan
2. penerapan
tujuan
3. pemilihan
alat yang paling tepat untuk memonitor perkembangan pencapaian tujuan
Pada organisasi
sektor publik, lingkungan yang mempengaruhi sangat heterogen. Tingkat
kestabilan lingkungannya dipengaruhi faktor politik dan ekonomi. Informasi
akuntansi diperlukan untuk membuat prediksi-prediksi dan estimasi mengenai
kejadian ekonomi di masa mendatang dikaitkan dengan keadaan ekonomi dan politik saat ini. Faktor politik
terkadang dapat meracuni organisasi sektor publik dan tidak berbeda dengan
faktor ekonomi. Kedua faktor ini bisa menimbulkan adanya praktek korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
Selain itu,
globalisasi juga menyebabkan semakin tingginya ketidakpastian. Negara satu
dengan negara lain seakan-akan sudah tidak ada batas. Peristiwa-peristiwa di
suau negara akan dengan cepat diketahui oleh negara lain. Oleh karena itu
akuntansi sebagai alat perencanaan memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan arah organisasi.
Informasi
akuntansi sebagai alat perencanaan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Informasi sifatnya rutin
ataukah ad hoc
2. Informasi kuantitatif
ataukah kulaitaif
3. Informasi disampaikan
melalui saluran formal ataukah informal
Berdasarkan cara penyampaiannya
informasi akuntasi terdiri dari:
1. Informasi
akuntansi disampaikan secara formal
2. Informasi
akuntansi disampaikan secara informal
2.2
Akuntansi
Sebagai Alat Pengendalian Organisasi
Pengendalian
adalah suatu bentuk pengawasan untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan
organisasi dijalankan secara ekonomis, efisian dan efektif.
Pola
pengendalian organisasi tergatung pada jenis dan karakteristik organisasi.
Organisasi sektor publik yang sifatnya tiak mengejar laba serta adanya pengaruh
politik yang besar, maka alat pengendaliannya berupa peraturan birokrasi.
Akuntansi manajemen memiliki peran utama dalam pengendalian organisasi yang
mengkuantifikasi keseluruhan kinerja terutama dalam ukuran moneter. Informasi
akuntansi, umumnya dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial, sehingga
memungkinkan pengintegrasian informasi dari tiap-tiap unit organisasi yang akhirnya
membentuk gambaran kinerja organisasi secara keseluruhan.
Informasi
akuntansi sebagai alat pengendalian keuangan (financial control) berbeda dengan
akuntansi sebagai alat pengendalian organsiasi. Pengendalian keuangan terkait
dengan peraturan atau sistem aliran uang dalam organisasi, khusunya memastikan
likuiditas dan solvabilitas organisasi. Pengendalian organisasi terkait dengan
pengintegrasian aktivitas fungsional ke dalam sistem organisasi secara
keseluruhan. Pengendalian organisasi diperlukan untuk menjamin bahwa organisasi
tidak menyimpang dari tujuan dan strategi organisasi yang telah ditetapkan.
Pengendalian organisasi membutuhkan informasi yang lebih luas dibandingkan
pengendalian keuangan.
2.3
Proses
Perencanaan Dan Pengendalian Manajerial Organisasi Sektor Publik
Perencanaan
dan pengendalian adalah dua hal yang perlu dipertimbangkan bersama-sama.
Pengendalian tanpa perencanaan tidak akan berarti karena tidak ada tindak
lanjut untuk mengidentifikasi apakah rencana organisasi telah dicapai. Perencanaan
tanpa pengendalian juga tidak akan berarti karena tidak ada target atau rencana
yang digunakan sebagai pembanding.
Jones
and Pendlebury (1996) membagi proses perencanaan dan pengendalian manajerial
pada organisasi sektor publik menjadi lima tahap yaitu:
1. Perencanaan
tujuan dan sasaran dasar.
2. Perencanaan
operasional
3. Penganggaran
4. Pengendalian
dan pengukuran
5. Pelaporan,
analisis, dan umpan balik
Perencanaan
tujuan dan sasaran dasar merupakan langkah utama dalam perencanaan. Dengan
adanya tujuan dan sasaran dasar organisasi maka akan diketahui dengan jelas
organisasi harus dibawa ke arah mana dan tujuan apa yang harus dicapai.
Perencanaan operasional memberikan rincian tentang kegiatan apa yang diperlukan
untuk mencapai tujuan organisasi. Penganggaran membantu organisai untuk
mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana publik secara ekonomis, efisien,
efektif, adil, dan merata.
Pengendalian dan
pengukuran merupakan cara dalam mengawasi pelaksanaan kegiatan dalam organisasi
untuk meminimalisir dan mendeteksi adanya kecurangan. Pelaporan merupakan
bentuk penyampaian hasil dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.
Analisis diperlukan untuk mengetahui apakah laporan tersebut sudah sesuia
dengan keadaan organisaai ataukah ada praktek manipulasi. Umpan balik berperan
penting untuk evaluasi kinerja organisasi. Dengan adanya umpan balik maka akan
membantu organisasi dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan.
2.4
Peran Akuntansi Manajemen Sektor Publik
Peran utama
akuntansi manajemen dalam organisasi sector public adalah memberikan informasi
akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi. Dalam organisasi sector public,
perencanaan dimulai sejak dilakukannya perencanaan strategic, sedangkan
pengendalian dilakukan terhadap pengendalian tugas (task control).
Peran akuntansi manajemen dalam
organisasi sector public :
1. Perencanaan
strategic;
2. Pemberian
informasi biaya;
3. Penilaian
investasi;
4. Penganggaran;
5. Penentuan
biaya pelayanan (cost of service) dan
penentuan tarif pelayanan (charging for
service); dan
6. Penilaian
kerja
2.4.1 Perencanaan
Strategik
Pada tahap
perencanaan strategic, manajemen organisasi membuat alternative-alternatif
program yang dapat mendukung strategi organisasi, yang telah diseleksi dan
dipilih program yang sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang
dimiliki. Peran akuntansi manajemen adalah memberikan informasi untuk
menentukan berapa biaya program (cost of
program) dan berapa biaya suatu aktivitas (cost of actifity), sehingga manager dapat menentukan berapa
anggaran yang dibutuhkan berkaitan dengan sumberdaya yang dimiliki.
Untuk memberikan
jaminan dialokasikannya sumber daya input secara ekonomis, efisien, dan
efektif, maka perlu informasi akuntansi manajemen yang akurat, relefan, dan
handal untuk menghitung besarnya biaya program, aktivitas, atau proyek. System
informasi akuntansi manajemen yang baik adalah dapat mengurangi peluang
terjadinya pemborosan, kebocoran dana, dan mendeteksi program-program yang
tidak layak secara ekonomi. Tiga masalah utama pada akuntansi manajemen sektor
publik adalah efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan ( cost, quality, and service ).
Kualitas pelayan
publik yang tinggi dan murah dapat diperoleh jika pemerintah mengadopsi system
informasi akuntansi manajemen yang modern. Meskipun pada dasarnya organisasi
public dapat menerapkan teknik akuntansi manajemen yang diterapkan sector
swasta untuk menentukam biaya produk atau pelayanan, tetapi terdapat sedikit
perbedaan antara sector public dengan sector swasta dalam hal penentuan biaya
produk/pelayanan. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar biaya pada sector
swasta cenderung merupakan engineered cost yang memiliki hubungan secara
langsung dengan output yang dihasilkan, sementara biaya pada sector public
sebagian besar merupakan discretionarycosts
yang ditetapkan di awal periode anggaran dan sering tidak memiliki hubungan
langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output yang dihasilkan.
Kebanyakan output yang dihasilkan di sector public merupakan intangible output yang sulit di ukur.
2.4.2 Pemberian
Informasi Biaya
Biaya (cost) dalam konteks organisasi sector
public dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
o Biaya
input, adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan. Bisa
berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
o Biaya
output, adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantar produk hingga sampai ke
tangan pelanggan.
o Biaya
proses, yang dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi, biaya diukur
dengan mempertimbangkan fungsi organisasi.
Akuntansi
manajemen sector public memiliki peran yang strategis dalam perencanaan
finansial terkait dengan identifikasi biaya-biaya yang terjadi. Dalam hal ini
akuntansi manajemen sector public membutuhkan cost accounting untuk pengambilan
keputusan biaya serta untuk memberikan informasi mengenai pengeluaran pulik
yang dapat digunakan oleh pihak internal maupun eksternal untuk perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan.
Proses penentuan biaya meliputi
lima aktifitas, yaitu :
a. Cost finding
: pemerintah mengakumulasi data mengenai biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan produk atau jasa pelayanan
b. Cost recording
: dilakukan setelah cost finding
berhasil yang meliputi kegiatan pencatatan data kedalam system akuntansi
organisasi
c. Cost analyzing
: melakukan analisis biaya yang telah di catat, yaitu mengidentifikasi jenis
dan perilaku biaya, perubahan biaya, dan volume kegiatan. Manajemen organisasi harus
dapat menentukan pemicu biya agar dapat dilakukan strategi efisiensi biaya.
d. Strategic cost
reduction : melakukan strategi penghematan biaya
agar tercapai value for money.
Karakteristik pendekatan strategi dalam pengurangan biaya adalah sbb :
-
Berjangka panjang
-
Berdasarkan kultur
perbaikan berkelanjutan (continuous
improvement) dan berfokus pada peayanan masyarakat
-
Manajemen harus
bersifat proaktif dalam penghematan biaya
-
Keseriusan pada
manajemen puncak
e. Cost reporting
: memberikan informasi biaya secara lengkap kepada pimpinan dalam bentuk
internal report yang kemudian diagregasikan ke dalam satu laporan yang akan
disampaikan kepada pihak eksternal.
2.4.3 Penilaian
Investasi
Dalam hal ini
akuntansi manajemen berperan untuk menilai kelayakan investasi secara ekonomi
dan finansial, misalkan saja dalam mengidentifikasi biaya, risiko, dan manfaat
atau keuntungan dari suatu investasi. Dalam penilaian suatu investasi, faktor
yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen adalah tingkat diskonto, tingkat
inflasi, tingkat risiko dan ketidakpastian dan sumber pendanaan untuk investasi
yang akan dilakukan.
Penilaian
investasi pada sektor public pada dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan di
sektor swasta. Teknik-teknik penilaian investasi pada sektor swasta didesain
untuk organisasi yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi publik
merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada upaya mengejar laba, sehingga
terkadang teknik-teknik tersebut tidak dapat diterapkan untuk sektor publik
Penilaian
investasi dalam organisasi public dilakukan dengan menggunakan analisis biaya
manfaat (cost benefit analysis).
Tetapi analisis ini terkadang sulit untuk dilakukan, sehinggan untuk memudahkan
kemudian menggunakan anailis efektifitas biaya (cost-effectiveness analysis). Analisis efektifitas biaya ini menekankan seberapa besar dampak yang
dicapai dari suatu proyek atau investasi dengan biaya tertentu.
2.4.4 Penganggaran
Akuntansi
manajemen sangat erat hubungannya dengan penganggaran. Akuntansi manajemen
berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran public yang efektif. Terkait
dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya public,
alat distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat yang
vital untuk mengalokasikan dan mendistribusikan
sumber dana public secara ekonomis, efisien, efektif, adail, dan merata. Untuk
mencapai hal tersebut harus didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang
handal.
2.4.5 Penentuan
Biaya Pelayanan (Cost of Service) dan
Penentuan Tarif Pelayanan (Charging for
Services)
Akuntansi
manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk
memberikan pelayanan tertentu dengan tarif yang akan dibebankan kepada pemakai
jasa pelayanan public, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Penentuan
biaya pelayanan (cost of service) dan
penentuan tarif pelayanan (charging for
service) merupakan satu rangkaian yang keduanya sama-sama membutuhkan
informasi akuntansi. Dengan informasi akuntansi manajemen, sumber-sumber
inefisiensi di organisasi dapat dideteksi dan dihilangkan.
2.4.6 Penilaian
Kinerja
Penilaian
kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, akuntansi manajemen
berperan dalam pembuatan indicator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur untuk masing-masing
aktifitas yang dilakukan.
2.5
Sistem
Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Organisasi
memelukan system pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan
dilaksanakannya strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktifitas,
yaitu :
(1) perencanaan;
(2) koordinasi
antar berbagai bagian dalam organisasi;
(3) komunikasi
informasi;
(4) pengambilan
keputusan;
(5)memotivasi
orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi;
(6) pengendalian,
dan
(7) penilaian
kinerja.
Kegagalan
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam
proses pengendalian manajemen. System pengendalian manajemen sector public
berfokus pada bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan
efisien serta didukung dengan perangkat lain berupa struktur organisasi yang
sesuai dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya
manusia, dan lingkungan yang mendukung.
2.6
Tipe
Pengendalian Manajemen
Tipe
pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1.
Pengendalian preventif
(preventive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan
perumusan strategi dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.
2.
Pengendalian
operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui
alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan
pengendalian.
3.
Pengendalian kinerja.
Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja
berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.
2.7
Struktur Pengendalian Manajemen
2.7.1 Pusat-pusat
Pertanggungjawaban
Terdapat empat
jenis pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba,
dan pusat investasi. Adanya pusat tanggung jawab berguna mewujudkan satu atau
lebih maksud yang disebut dengan cita-cita.
a. Pusat
biaya (expense center)
Merupakan
pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajer dinilai berdasarkan biaya yang
telah dikeluarkan. Pada pusat biaya, ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya
yang telah digunakan. Contoh pusat biaya pada organisasi sektor publik ialah
Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
b. Pusat
Pendapatan (revenue center)
Merupakan
pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajer dinilai berdasarkan pendapatan
yang dihasilkan. Pusat pendapatn diukur secara moneter, tetapi tidak ada upaya
formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu, beban atau biaya) dengan
output. Contoh pusat pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen
Pemasaran.
c. Pusat
Laba (Profit Center)
Merupakan
pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input dengan output dalam satuan
moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Karena laba
merupakan ukuran kinerja yang memungkinkan manajemen senior untuk dapat
menggunakan satu indikator yang komprehensif, dibandingkan jika harus
menggunakan beberapa indikator (beberapa diantaranya menunjuk ke arah yang berbeda).
Contoh: BUMN dan BUMD, obyek pariwisata milik PEMDA, bandara, dan pelabuhan.
d. Pusat
Investasi (investmen center)
Merupakan pusat pertanggungjawaban yang
prestasi manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan
investasi yang ditanamkan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Investasi merupakan salah satu hal mendasar yang dibutuhkan oleh perusahaan dan
dapat memberikan keuntungan bagi investor. Contoh pusat investasi adalah
Departemen Riset dan Pengembangan dan Balitbang.
Manajer pusat pertanggungjawaban, sebagai budget
holder, memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan anggaran. Pusat
pertanggungjawaban memperoleh sumber daya input berupa tenaga kerja, material,
dan sebagainya yang dengan input tersebut diharapkan dapat menghasilkan output
dalam bentuk barang atau pelayanan pada tingkat kuantitas dan kualitas
tertentu. Pengendalian anggaran meliputi pengukuran terhadap output dan belanja
yang riil dilakukan dibandingkan dengan anggaran. Adanya perbedaan atau varians
antara hasil yang dicapai dengan yang dianggarkan kemudian dianalisis untuk
diketahui penyebabnya dan dicari siapa yang bertanggungjawab atas terjadinya
varians tersebut, sehingga dapat segera dilakukan tindakan korektif.
Tiap-tiap pusat pertanggungjawaban bertugas
untuk melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan penggabungan
program-program dari tiap-tiap pusat pertanggungjawaban tersebut seharusnya
mendukung program pusat pertanggungjawaban pada level yang tinggi, sehingga
pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.
Setiap jenis pusat pertanggungjawaban
membutuhkan data mengenai belanja (pengeluaran) yang telah dilakukan dan output
yang dihasilkan selama anggaran. Laporan kinerja disiapkan dan dikirimkan ke
semua level manajemen unutk dievaluasi kinerjanya, yaitu dibandingkan antara
hasil yang telah dicapai dengan anggaran.
Pusat
pertanggungjawaban memiliki peran penting dalam sistem pengendalian manajemen.
Melalui pusat pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat untuk disah kan dan
dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawah untuk dilaksanakan.
Struktur organisasi termanifestasi
dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban (responsibility centers).
Tujuan dibuatnya pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
1.
Sebagai basis perencanaan,
pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit organisasi yang
dipimpinnya:
2.
Untuk memudahkan mencapai tujuan
organisasi;
3.
Memfasilitasi terbentuknya goal
congruence;
4.
Mendelegasikan tugas dan wewenang ke
unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer
pusat;
5.
Mendorong kreativitas dan daya
inovasi bawahan;
6.
Sebagai alat untuk melaksanakan
strategi organisasi secara efektif dan efisien; dan
7.
Sebagai alat pengendalian anggaran.
Tanggung jawab manajer pusat
pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan hubungan yang optimal antara sumber
daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target
kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang digunkan, sedangkan output
diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.
Suatu
struktur pusat pertanggungjawan harus mendukung pusat pertanggungjawaban
lainnya. Sehingga penggabungan aktivitas dari masing-masing pusat
pertanggungjawaban seiring dengan tujuan utama perusahaan.Dalam hal ini apapun
aktivitas di perusahaan dapat mendukung tercapainya tujuan perusahaan pada
level yang lebih tinggi.
2.8 Proses
Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen pada
organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan komunikasi formal dan informal.
Sistem pengendalian manajemen organisasi dirancang untuk mempengaruhi
orang-orang di dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan prosedur birokrasi
atau melalui sistem pengendalian dan manajemen informasi yang dirancang secara
formal.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi
sektor publik dapat dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi formal
maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri dari aktivitas formal dalam
organisasi yang meliputi: (1) perumusan strategi (strategy formulation),
(2) perencanaan strategik (strategic planning), (3) penganggaran, (4),
dan (5) evaluasi kinerja. Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui
komunikasi langsung, pertemuan informal, diskusi, atau melalui metoda management
by walking around.
Sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat
menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya goal congruence, yaitu
keselarasan antara tujuan organisasi dengan tujuan personal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal
congruence tersebut dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu faktor
pengendalian formal dan faktor informal. Faktor pengendalian formal misalnya
adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan (rules of the game),
dan reward & punishment system. Sementara itu, faktor informal
terdiri atas faktor eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang
bersifat eksternal, misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan, sedangkan yang
bersifat internal misalnya: kultur organisasi (organitation culture),
gaya manajemen (management style), dan gaya komunikasi(communicationstyle).
2.8.1 Perumusan Strategi
Merupakan proses penentuan visi,
misi, ujuan, sasaran, target arah dan kebijakan, serta strategi organisasi.
Perumusan strategi merupakan tugas dan tanggungjawab manajemen puncak. Hasil
perumusan srategi lebih bersifat permanen dan berjangka panjang. Dalam
organisasi baik swasta maupun pemerintahan sangat jarang dilakukan perubahan
visi, misi, dan tujuan organisasi. Yang sering dilakukan adalah revisi srategi
atau adopsi strategi baru untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan yang telah
ditetapkan. Biasanya revisi dilakukan apabila ada pengaruh dari limgkungan yang
dapat berupa ancaman atau peluang baru.
Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi
terdiri atas lima komponen dasar, yaitu:
·
Pernyataan misi dan tujuan umum
organisasi yang dirumuskan oleh manajemen eksekuitf organisasi dan memberikan
rerangka pengembangan strategi serta target yang akan dicapai.
·
Analisis atau scanning
lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan pengukuran (assessment)
faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang harus
dipertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.
·
Profil internal dan audit sumber
daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi
dalam hal berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
strategik.
·
Perumusan, evaluasi, dan pemilihan
strategi.
·
Implementasi dan pengendalian
rencana strategik.
Sementara itu Bryson (1995) membuat model delapan
langkah untuk memfasilitasi proses perumusan strategi, yaitu:
·
Memulai dan menyetujui proses
perencanaan strategik.
·
Identifikasi apa yang menjadi mandat
organisasi.
·
Klarifikasi misi dan nilai-nilai
organisasi.
·
Menilai lingkungan eksternal.
·
Menilai lingkungan internal.
·
Identifikasi isu strategik yang
sedang dihadapi organisasi.
·
Perumusan strategi untuk me-manage isu-isu.
·
Menetapkan visi organisasi untuk
masa kedepan.
2.8.2 Perencanaan
Strategik
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik (strategic
plannig). Perencanaan strategik adalah proses penentuan program-program,
aktivitas, atau proyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan
penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan.
Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi
merupakan proses untuk menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik
adalahproses menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil
perencanaan strategik berupa rencana-rencana strategik. Perencanaan strategik
merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk program-program.
2.8.3 Penganggaran
Tahap penganggaran dalam proses pengendalian manajemen sektor publik
merupakan tahap yang dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik
memiliki karakteristik yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor
swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah adanya pengaruh politk dalam proses
penganggaran.
2.8.4 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses pengendalian
manajemen, yang merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Pengendalian manajemen melalui sistem
penilaian kinerja dilakukan dengan cara menciptakan mekanisme reward&punishment.
Sistem pemberian penghargaan (rewards) dan hukuman (punishment)
digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.
BAB III
KESIMPULAN
Akuntansi sebagai alat perencanaan organisasi membantu organisasi sektor publik untuk
mendapatkan informasi historis dan prospektif.
Informasi historis memberikan informasi tentang kinerja organisasi masa
lalu, sedangkan informasi prospektif memberikan informasi tentang rencana masa
depan yang ingin dilakukan.
Proses perencanaan
meliputi pengembangan sistem perencanaan, penerapan tujuan, pemilihan alat yang
paling tepat dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan. Perencanaan ini membantu organisasi untuk
menetapkan tujuan dan sasaran organisasi. Sehingga masa depan organisasi jelas.
Perencanaan ini salah satu tindakan yang membantu organisasi untuk menyesuaikan
diri dengan ketidakstabilan lingkungan. Sehingga organisasi tidak terlindas
oleh zaman. Akuntansi sebagai alat pengendalian merupakan suatu bentuk
pengawasan untuk menjamin bahwa strategi untuk mencapai tujuan organisasi sudah
dijalankan dengan baik dan sesuai prosedur.
Pengendalian dan perencanaan saling mempunyai ketergantungan.
Perencanaan tanpa pengendalian tidak akan berarti, begitu sebaliknya.
Peran akuntansi
manajemen dalam organisasi sector public
meliputiperencanaan strategic, pemberian informasi
biaya yang di dalamnya terdapat lima aktivitas (cost finding, cost recording, cost analyzing, strategic cost reduction,
dan cost reporting), penilaian
investasi, penganggaran, penentuan biaya
pelayanan (cost of service) dan
penentuan tarif pelayanan (charging for
service) serta penilaian
kerja.
Dalam pengendalian manajemen terdapat beberapa
aktivitas, yaitu perencanaan, koordinasi antar
berbagai bagian dalam organisasi,
komunikasi
informasi, pengambilan
keputusan, memotivasi
orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, pengendalian,
danpenilaian kinerja.
Tipe pengendalian manajemen terbagi menjadi tiga
kelompok, yaitu pengendalian preventif, pengendalian operasional, dan
pengendalian kerja.
Struktur
pengendalian manajemen meliputi pusat pertanggungjawaban pada tiap-tiap bagian.
Diantaranya yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat
investasi. Setiap pusat-pusat pertanggujawaban bertugas untuk melaksanakan
program atau aktivitas tertentu.
Proses
epengendalian manajemen pada organisasi sektor publik meliputi komunikasi
formal melalui perumusan strategi, perencanaan strategik, penganggaran, dan
evaluasi kinerja. Sedangkan komunikasi informal melalui komunikasi langsung,
peremuan informal, diskusi, atau melalui metoda management by walking around.
Sangat Membantu sekali
BalasHapusBoleh Tau Sumber / Daftar Pustaka Artikel Diatas....
Thx
Dari buku mardiasmo, akuntansi sektor publik, Andi Yogyakarta, 2002
Hapus