PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Anggaran merupakan salah satu
instrumen yang berperan penting dalam organisasi sektor publik. Anggaran sektor
publik sendiri harus bersifat partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam
perencanaan anggaran agar aspirasi dan kebutuhan publik dapat diakomodasi dalam
anggaran. Anggaran sektor publik merupakan blue print organisasi tentang
rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta masa depan yang akan
diwujudkan.
Dalam organisasi sektor
publik, penganggaran merupakan suatu proses politik. Pada sektor swasta,
anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk publik,
sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus diinformasikan kepada
publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan.
Perencanaan dalam
menyiapkan anggaran sangatlah penting. Bagaimanapun juga jelas mengungkapkan
apa yang akan dilakukan dimasa mendatang. Pemikiran strategis disetiap
organisasi adalah proses dimana manajemen berfikir tentang pengintegrasian
aktivitas organisasional ke arah tujuan yang beroerientasi kesasaran masa
mendatang. Semakin bergejolak lingkungan pasar, teknologi atau ekonomi
eksternal, manajemen akan didorong untuk menyusun stategi. Pemikiran strategis
manajemen, direalisasi dalam berbagai perencanaan, dan proses integrasi
keseluruhan ini didukung prosedur penganggaran organisasi.
Anggaran sektor publik
penting karena beberapa alasan, yaitu karena anggaran merupakan alat bagi
pemerintah untuk mengarahkan sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat, anggaran juga diperlukan karena adanya
masalah keterbatasan sumber daya sedangkan keinginan masyarakat yang tak
terbatas dan terus berkembang, dan anggaran juga diperlukan untuk menyakinkan
bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat.
Oleh karena itu, dalam paper ini
akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan anggaran sektor publik yang
meliputi definisi anggaran sektor publik, jenis anggaran, siklus anggaran, dan
pendekatan penyusunan anggaran.
1.2.Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dari paper ini adalah :
1.
Apa
yang dimaksud anggaran sektor publik?
2.
Apa
saja jenis-jenis dari anggaran?
3.
Bagaimana
proses siklus anggaran itu?
4.
Apa
saja pendekatan yang digunakan dalam penyusunan anggaran?
1.3.Tujuan
Adapun
tujuan dari paper ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui dan memahami tentang anggaran sektor publik.
2.
Untuk
mengetahui jenis-jenis anggaran.
3.
Untuk
mendeskripsikan proses dari siklus anggaran.
4.
Untuk
mengetahui bentuk-bentuk pendekatan penyusunan anggaran.
PEMBAHASAN
2.1. Anggaran
Sektor Publik
Anggaran merupakan instrumen
perencanaan dan pengendalian manajemen yang berperan penting dalam organisasi
sektor publik. Tidak seperti di sektor bisnis yang menjadikan anggaran sebagai
dokumen rahasia perusahaan sehingga tertutup untuk pihak luar, di sektor publik
anggaran merupakan dokumen publik yang bisa diakses oleh publik untuk
diketahui, diberitahukan, dikritisi dan diperdebatkan.
Ada beberapa pendapat yang
mengemukakan definisi dari anggaran yaitu sebagai berikut:
1.
Anggaran
adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilkinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang
tidak terbatas.
2.
Anggaran
adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode
waktu tertentu dalam ukuran finansial. (Nordiawan, 2009; 48).
Dalam pengertian lain dapat
dikatakan bahwa anggaran sebagai sebuah rencana finansial yang menyatakan :
(Nordiawan, 2009; 48)
1.
Rencana-rencana
organisasi untuk melayani masyarakat atau aktivitas lain yang dapat
mengembangkan kapasitas organisasi dalam pelayanan.
2.
Estimasi
besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam merealisasikan rencana tersebut.
3.
Perkiraan
sumber-sumber mana saja yang akan menghasilkan pemasukan serta seberapa besar
pemasukan tersebut.
Sedangkan anggaran publik
merupakan suatu dokumen yang menggambarkan
kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai
pendapatan, belanja, dan aktivitas. (Mardiasmo, 2002). Sehingga, anggaran
publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:
1.
Berapa
biaya-biaya atas rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja), dan
2.
Berapa
banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk mendanai rencana tersebut
(pendapatan).
Dari uraian diatas, dapat dinyatakan
bahwa anggaran sektor publik adalah perencanaan finansial tentang perkiraan
pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang
dengan melihat data yang diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan
anggaran.
Menurut
Indra Bastian (2006), prinsip penganggaran sektor publik meliputi demokrastis,
adil, transparan, bermoral tingggi, berhati-hati, dan akuntabel. Selain keenam
prinsip tersebut, secara fundamental terdapat prinsip “the 3Es”, yaitu penganggaran harus
efisien, efektivitas, dan ekonomis yang relatif tinggi.
Setelah mengetahui definisi dan
prinsip dari anggaran sektor publik, selanjutnya akan dijelaskan tentang fungsi
dari anggaran itu sendiri. Anggaran memiliki fungsi sebagai berikut:
1.
Sebagai
hasil akhir proses penyusunan rencana kerja (alat perencanaan).
2.
Sebagai
cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.
3.
Sebagai
alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan mekanisme
kerja antara atasan dan bawahan (sebagai alat koordinasi dan komunikasi).
4.
Sebagai
alat pengendalian unit kerja (alat pengendalian).
5.
Sebagai
alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam pencapaian visi
organisasi (alat motivasi).
6.
Sebagai
instrumen politik (alat politik).
7.
Sebagai
instrumen kebijakan publik (sebagai alat untuk menciptakan ruang publik).
8.
Sebagai
alat kebijakan fiskal.
9.
Sebagai
alat penilaian kinerja.
Selain itu juga, anggaran sektor
publik memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:
1.
Anggaran
dinyatakan dalam satuan uang dan non-keuangan.
2.
Anggaran
umumnya mencakup jangka waktu tertentu.
3.
Anggaran
berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
4.
Usulan
anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari
penyusun anggaran.
5.
Sekali
disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
2.2.
Jenis-jenis
Anggaran
Jenis-jenis anggaran bisa dilihat
berdasarkan jenis aktivitasnya, berdasarkan status hukum, berdasarkan pemerintahan, anggaran
tetap dan anggaran fleksibel, dan berdasarkan penyusunnya (Nordiawan, 2009;
50). Berikut penjelasannya:
1.
Berdasarkan
jenis aktivitasnya :
a.
Anggaran
operasional (operation/recurrent budget), yaitu anggaran yang digunakan untuk
menjalankan operasi/kebutuhan harian dalam menjalankan pemerintahan dalam kurun
waktu satu tahun.
b.
Anggaran
modal (capital/investment budget), yaitu anggaran yang menunjukkan rencana
jangka panjang dan pembelanjaan aktiva tetap.
2.
Berdasarkan
status hukum:
a.
Anggaran
tentatif, adalah anggaran yang tidak memerlukan pengesahan dari lembaga
legislatif karena kemunculannya yang dipicu oleh hal-hal yang tidak
direncanakan sebelumnya.
b.
Anggaran
enacted, adalah anggaran yang direncanakan kemudian dibahas dan disetujui oleh
lembaga legislatif.
3.
Berdasarkan
pemerintahan:
a.
Anggaran/dana
umum, yaitu dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan yang
bersifat umum dan sehari-hari.
b.
Anggaran/dana
khusus, yaitu dana yang dicadangkan/dialokasikan khusus untuk tujuan tertentu.
4.
Anggaran
tetap dan anggaran fleksibel:
a.
Anggaran
tetap, yaitu anggaran dimana apropriasi belanja sudah ditentukan jumlahnya di
awal tahun anggaran.
b.
Anggaran
fleksibel, yaitu harga barang/jasa per unit telah ditetapkan namun jumlah
anggaran secara keseluruhan akan berfluktuasi bergantung pada banyaknya
kegiatan yang dilakukan.
5.
Berdasarkan
penyusunnya:
a.
Anggaran
eksekutif adalah anggaran yang disusun oleh lembaga eksekutif (pemerintah).
b.
Anggaran
legislatif adalah anggaran yang disusun oleh lembaga legislatif tanpa
melibatkan pihak eksekutif.
2.3.
Siklus
Anggaran
Proses penyusunan anggaran atau
siklus anggaran pada dasarnya meliputi beberapa tahap. Berikut ini adalah
gambar siklus anggaran:
Siklus Anggaran (nordiawan, 2009;
50)
1.
Tahap
Persiapan.
Tahap ini dilakukan dengan cara
menentukan beberapa anggaran yang diperlukan untuk pengeluaran yang tentunya
disesuaikan dengan penaksiran pendapatan yang diperoleh secara akurat.
Berikut ini beberapa penjelasan
tentang tahap persiapan:
a.
Bagian
anggaran menyiapkan format anggaran yang akan dipakai,
b.
Berdasarkan
format anggaran tersebut, masing-masing unit di pemerintahan mengajukan
anggaran di unit masing-masing,
c.
Bagian
anggaran akan melakukan konsolidasi terhadap anggaran masing-masing bagian/unit
kerja.
d.
Anggaran
konsilidasi ini kemudian direview dan diadakan dengar pendapat,
e.
Persetujuan
terhadap anggaran tersebut oleh kepala pemerintahan.
2.
Tahap
Persetujuan
Tahap persetujuan ini adalah
persetujuan dari lembaga legislatif. Berikut beberapa penjelasannya:
a.
Anggaran
yang telah disetujui oleh kepala pemerintahan diajukan ke lembaga legislatif.
b.
Lembaga
legislatif (terutama komite anggaran) akan mengadakan pembahasan guna
memperoleh pertimbangan-pertimbangan untuk menyetujui atau menolak anggaran
tersebut. Selain itu akan diadakan juga dengar pendapat (public hearing).
c.
Lembaga
legislatif menyetujui atau menolak anggaran tersebut.
3.
Tahap
Administrasi
Tahapan ini merupakan tahapan
setelah anggaran yang diajukan oleh eksekutif telah disetujui oleh legislatif.
Pelaksanaan anggaran dimulai dari pengumpulan pendapatan yang ditargetkan
maupun pelaksanaan belanja yang telah direncanakan.
Selain itu, dilakukan juga proses
administrasi anggaran berupa meliputi pencatatan pendapatan dan belanja yang
terjadi.
4.
Tahap
Pelaporan
Pada akhir periode atau pada
waktu-waktu tertentu yang ditetapkan dilakukan pelaporan sebagai bagian yang
tidak terpisahkan dari proses akuntansi yang berlangsung selama proses
pelaksanaan.
5.
Tahap
Pemeriksaan
Laporan yang diberikan atas
pelaksanaan anggaran kemudian diperiksa (diaudit) oleh sebuah lembaga pemeriksa
independen. Hasil pemeriksaan akan menjadi masukan atau umpan balik (feed back)
untuk proses penyusunan pada periode berikutnya.
2.4.
Pendekatan
Penyusunan Anggaran
Di dalam pendekatan penyusunan
anggaran, ada beberapa bentuk diantaranya yaitu:
1.
Pendekatan
Tradisional (Line Item Budgeting)
Dalam pendekatan tradisional
terdapat dua ciri utama. Pertama, penyusunan anggaran didasarkan pada dan dari
mana dana berasal (pos-pos penerimaan) dan untuk apa dana tersebut digunakan
(pos-pos pengeluaran). Kedua, penggunaan konsep inkrementalisme, yaitu jumlah
anggran tahun tertentu dihitung berdasarkan jumlah tahun sebelumnya dengan
tingkat kenaikan tertentu.
Tujuan dari pendekatan ini adalah
untuk melakukan kontrol keuangan, dan sangat berorientasi pada input
organisasi, penetapannya melalui pendekatan incremental (kenaikan bertahap).
Pendekatan tradisional memilki
beberapa karakteristik sebagai berikut:
a.
Menitikberatkan
perhatian pada segi pelaksanaan dan pengawasan.
b.
Penekanan
hanya pada segi administrasi.
Adapun beberapa kelebihan dan
kelemahan dari pendekatan ini adalah:
|
KELEBIHAN
|
|
KELEMAHAN
|
1
|
Sederhana, mudah dipersiapkan serta dimengerti
oleh orang yang berkepentingan.
|
1
|
Tidak menyediakan dasar informasi yang memadai
bagi pembuat keputusan.
|
2
|
Cocok dengan akuntansi pertanggungjawaban
(responbility acounting).
|
2
|
Terlalu berorientasi pengendalian dan kurang
memerhatikan proses perencanaan dan evaluasi.
|
3
|
Hampir semua pengeluaran memiliki sifat yang tidak
terhindarkan
|
3
|
Memberikan perhatian lebih pada jangka pendek
dibandingkan jangka panjang.
|
4
|
Mudah dibandingkan dengan data tahun sebelumnya.
|
4
|
Mendorong pengeluaran daripada penghematan.
|
2.
Pendekatan
Kinerja (Incremental Budgeting)
Merupakan sistem anggaran belanja
dan pendapatan yang memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus
sebagai dasar penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang.
Pendekatan kinerja disusun untuk
mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional,
khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adamya tolak ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan
publik. Pendekatan ini menggeser penekanan penganggaran dari sebelumnya yang
sangat menekankan pos belanja kepada kinerja terukur dari aktivitas dan program
kerja.
Karakteristik dari pendekatan ini
adalah sebagai berikut:
a.
Akun-akun
dalam anggaran diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan aktivitas dan juga
berdasarkan unit organisasi dan rincian belanja.
b.
Aktivitas
diukur guna mendapatkan efisiensi maksimum dan untuk mendapatkan standar biaya.
c.
Anggaran
untuk periode yang akan datang didasarkan atas biaya per unit standar dikalikan
dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan harus dilakukan pada periode
tersebut.
Pendekatan
kinerja memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
|
KELEBIHAN
|
|
KELEMAHAN
|
1
|
Anggaran disusun berdasarkan aktivitas, dengan permintaan
yang didukung oleh estimasi biaya dan pencapaian yang diukur secara
kuantitatif.
|
1
|
Hanya sedikit staf anggaran atau akuntansi yang
memiliki kemampuan memadai untuk mengidentifikasi unit pengukuran dan
melaksanakan analisis biaya.
|
2
|
Penekanannya pada kebutuhan untuk mengukur output
dan juga input.
|
||
3
|
Menyediakan kepala eksekutif pengendalian yang
lebih terhadap bawahannya.
|
2
|
Kadang kala, aktivitas langsung diukur biayanya
secara detil lainnya tanpa adanya pertimbangan memadai yang diberikan kepada
perlu atau tidaknya aktivitas itu.
|
3.
Pendekatan
PBBS (Planning, Programming, Budgeting System)
Merupakan suatu proses
perencanaan, pembuatan program, dan penganggaran yang terkait dalam suatu
sistem sebagai kesatuan yang bulat dan tidak terpisah-pisah, dan didalamnya
terkandung identifikasi tujuan organisasi atas permasalahan yang mungkin
timbul.
Ada beberapa karakteristik
pendekatan PBBS yaitu:
a.
Berfokus
pada identifikasi perencanaan strategis organisasi dan menghubungkan semua
aktivitas dengan perencanaan strategis tersebut.
b.
Implikasi
di tahun-tahun mendatang telah diidentifikasi secara eksplisit.
c.
Semua
biaya yang timbul telah dipertimbangkan.
d.
Analisis
sistematis dari alternatif dilakukan (misalnya berupa analisis biaya-manfaat,
analisis sistem dan riset operasi).
4.
Anggaran
Berbasis Nol (Zero Based Budgeting)
Merupakan sistem anggaran yang
didasarkan pada perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa
yang lalu. Pendekatan pembuatan anggaran ini adalah bahwa setiap aktivitas atau
program yang telah diadakan di tahun-tahun sebelumnya tidak secara otomatis
dapat dilanjutkan.
Berikut beberapa kelebihan dan
kelemahan zero based budgeting:
|
KELEBIHAN
|
|
KELEMAHAN
|
1
|
Dapat membuat adanya review secara tahunan dari
semua program, aktivitas,dan pengeluaran.
|
1
|
Memerlukan banyak sumber daya seperti
dokumen-dokumen, menyita waktu dari staf dan juga merepotkan.
|
2
|
Memfokuskan perhatian pada biaya dan manfaat dari
jasa yang diberikan.
|
2
|
Sulit mendapatkan data yang diperlukan untuk
menghitung biaya dari aktivitas alternatif untuk mencapai tujuan organisasi.
|
3
|
Meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat oleh
eksekutif atau legislatif di pemerintahan
|
3
|
Ada faktor-faktor lain.
|
4
|
Mendorong pencarian cara baru untuk menyediakan
jasa dan mencapai tujuan organisasi.
|
5.
Penganggaran
yang Berorientasi pada Kinerja (Performance Budgeting)
Merupakan sistem penganggaran
yang berorientasi pada output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi,
misi, dan rencana strategis organisasi. Performance budgeting mengalokasikan
sumber daya pada program, bukan pada unit organisasi semata dan memakai output
measurment sebagai indikator kinerja organisasi.
Performance budgeting mengandung
tiga unsur pokok, yaitu:
a.
Pengeluaran
pemerintah diklasifikasikan menurut program dan kegiatan.
b.
Performance
measurment (pengukuran hasil kerja).
c.
Program
reporting (pelaporan program).
6.
Medium
Term Budgeting Framework (MTBF)
Merupakan suatu rerangka strategi
kebijakan pemerintah tentang anggaran belanja untuk departemen dan lembaga
pemerintah non departemen. Tujuan dari BTMF adalah:
a.
Keseimbangan
makro ekonomi dengan mengembangkan konsistensi dan rerangka kerja sumber daya
secara realistis.
b.
Alokasi
penggunaan sumber daya untuk prioritas strategi antar sektor dan dalam sektor.
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Anggaran sebagai alat
perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus
dapat digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi pengendalian dan
pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan
atas penerimaan dan pengeluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Dan anggaran merupakan
instrumen penting dalam melaksanakan rencana-rencana suatu organisasi untuk
melayani masyarakat dan juga anggaran menjadi suatu tolak ukur dalam melihat
kondisi keuangan baik biaya (pengeluaran) ataupun pendapatan (penerimaan)
3.2.
Saran
Dalam penyusunannya, anggaran harus transparansi baik dalam
bentuk penerimaan maupun pengeluaran dan anggaran dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya demi mencapai mencapai tujuan organisasi yaitu mensejahterakan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Nordiawan,
Deddi (2009) Akuntansi Sektor Publik, Jakarta: Salemba Empat.
Mahmudi
(2011) Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: UII Press.
Bastian, Indra. 2005. Akuntansi
Sektor Publik : Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga
Mardiasmo. 2009. Akuntansi
Sektor Publik. Yogyakarta : Andi
Artikel-artikel
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar