Selasa, 24 September 2013

Audit Atas Siklus Pengeluaran



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Audit atas siklus pengeluaran mencakup dua pendekatan yaitu pengujian pengendalian dan pengujian subtantif. Pengujian pengendalian bertujuan untuk memahami struktur pengendalian intern terhadap siklus pembelian, yangselanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian subtantif. Pengujian subtantif dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah srta kesesuain jumlah penyajiannya terhadap prinsip akuntansi yang diterapkan di Indonesia.

1.2    Rumusan Masalah
Rumusan masalah penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaima perlakuan akuntansi terhadap audit siklus pengeluaran?
2.      Apa tujuan audit siklus pengeluaran?
3.      Bagaimana prosedur audit siklus pengeluaran?

1.3    Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui perlakuan akuntansi terhadap audit siklus pengeluaran.
2.      Untuk mengetahui tujuan audit siklus pengeluaran.
3.      Untuk mengetahui prosedur audit siklus pengeluaran.

1.4   
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1    PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP AUDIT SIKLUS PENGELUARAN
*      Deskripsi Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pengeluaran barang dan jasa. Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan digunakan untuk enghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Jasa yag diperoleh perusahaan juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.    Yang hanya menghasilkan manfaat satu tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan)
2.    Jasa yang menhasilakn manfaat lebih dari stu tahun (aktiva tak berwujud)
Umumnya transaksi besar yang membentuk siklus pengeluaran dalam perusahaan terdiri dari:
1.    Transaksi pembelian
2.    Transaksi pengeluaran kas
Sistem pengeluaran terdiri dari berbagai sistem informasi berikut ini:
1.    Sistem pembelian, yang terdiri dapri prosedur:
a.       Prosedur permintaan pembelian
b.      Prosedur order pembelian
c.       Prosedur penerimaan brang
d.      Prosedur penyimpanan barang
e.       Prosedur pembuatan bukti kas keluar
f.       Prosedur pencatatan uang
2.    Sistem pengeluaran kas, yang terdiri dari jaringan prosedur:
a.       Prosedur pembayaran bukti kas keluar
b.      Prosedur pencatatan pengeluaran kas

*        Perlakuan Akuntansi terhadap Transaksi Pembelian
ü  Aktivitas Pengendalian  - Transaksi Pembelian
Aktivitas pengendalian dari suatu perusahaan yang relevan dengan tujuan audit spesifik untuk transaksi pembelian, dengan mengidentifikasi beberapa dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pembelian secara kredit. Pembahasan tentang fungsi-fungsi ini juga mencakup bagaimana prosedur pengendalian terjali sedemikian rupa untuk mengurangi resiko salah saji dalam asersi-asersi laporan keuangan yang dipengaruhi oleh transaksi pembelian. Diantara aktivitas pengendalian yang dibahas adalah pemisahan tugas, pengedalian fisik, pengendalian manajemen, dan pengendalian akuntansi komputer. Pertimbangan akan diberikan kepada prosedur yang digunakan auditor untuk memperoleh dan memdokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal, serta melakukan pengujian pengendalian yang digunakan dalam membuat penilaian akhir atas resiko pengendalian untuk transaksi pembelian.
ü  Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dan tanggung jawab setiap fungsi dalam transaksi pembelian adalah sebagai berikut:
1.    Fungsi Gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan perminttan pembelian sesuai dengan posisi sediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.
2.    Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk mempeoleh mengenai informasi harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang telah dipilih.
3.    Fungsi Penerimaan Barang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan atas jenis, mutu, dam kuantitas brang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Selain itu, juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari pebeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.
4.    Fungsi Pencatatan Utang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utanag atau menyelenggarakan buku pembantu utang sebagai buku pembantu utang.
5.    Fungsi Akuntansi Biaya
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat sediaan dan aktiva tetap.
6.    Fungsi Akuntansi Umum
7.    Fungsi Penerima Kas

Secara garis besar transaksi pembelian mencakup prosedur:
1.    Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian.
2.    Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.
3.    Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok.
4.    Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok pilihan.
5.    Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh pemasok.
6.    Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan.
7.    Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan kepada fungsi akuntansi.
8.    Fungsi akuntansi memnerima faktur dari pemasokdan atas dasar faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul atas transaksi pembelian.
ü  Dokumen dan Catatan yang Umum dalam Transaksi Pembelian
Sejumlah dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran-transaksi pembelian adalah sebagai berikut:
1.        Surat permintaan pembelian
2.        Surat permintaan otorisasi investasi
3.        Surat permintaan otorisasi reparasi
4.        Surat permintaan penawaran harga
5.        Surat pesanan pembelian
6.        Laporan penerimaan barang
7.        Surat perubahan order pembelian
8.        Bukti kas keluar
9.        Faktur penjual/pemasok

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah:
1.      Register bukti kas keluar
2.      Jurnal pembelian
3.      Buku pembantu utang
4.      Buku pembantu sediaan

Pemrosesan transaksi pembelian mencakup fungsi-fungsi pembelian berikut:
1.      Pengajuan pembelian.
Suatu transaksi diawali dengan proses pemberian persetujuan atas transaksi yang akan dilakukan dengan pihak ketiga yang independen. Banyak perusahaan memisahkan subfungsi- subfungsi untuk transaksi dalam jumlah dolar tertentu. Permitaan yang diajukan oleh perusahaan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan lain, yang meliputi:
a.       Pencantuman nama pemasok yang telah disetujui.
Proses menyetujui pemassok yang akan mengirimkan barang dan jasa yang dibutuhkan perusahaan merupakan pengendalian yang penting, terutama dalam sistem akuntansi yang mengandalkan pada pengendalian komputer.
b.      Pengajuan kembali permintaan barang dan jasa.
Permintaan pembelian merupakan awal dari jejak transaksi yang mendokumentasikan bukti dalam mendukung asersi manajemen seperti eksistensi atau kejadian transaksi pembelian. Permintaan pembelian menyediakan bukti tentang tujuan audit yang spesifik. Pengendalian penting yang harus dipertimbangkan perusahaan adalah bahwa seluruh permintaan memenuhi kebijakan otorisasi yang ditetapkan oleh perusahaan.
c.       Pembuatan besarnya pesanan pembelian.
Departemen pembelian mempunyai kewenangan untuk menerbitkan pesanan pembelian hanya setelah menerima permintan pembelian yang disetujui dengan benar. Pembuatan pesanan pembelian merupakan kelanjutan dari proses pemrakarsaan transaksi. Peran pembelian adalah untuk memastikan sumber pasokan terbaik dan untuk baran-barang yang penting, mendapatkan harga penawaran yang paling kompetitif.
Pesanan pembelian juga menjadi bagian dari jejak transaksi untuk mendokumentasikan bukti yang mendukung asersi eksistensi atau kejadian pada transaksi pembelian. Pengecekan independen selanjutnya atas disposisi pesanan pembelian untuk review status semua pesanan pembelian terbuka dan belum terpenuhi berkaitan asersi kelengkapan pada transaksi pembelian.
2.      Penerimaan barang dan jasa.
Pesanan pmbelian yang sah merupakan otorisasi bagi departemen penerimaan untuk menerima barang yang dikirim oleh pemasok. Penerimaan barang dan jasa ini biasanya mebuktikan bahwa suatu transaksi dan penetapan kewajiban telah terjadi. Personil departemen penerimaan harus membandingkan barang yang diterima dengan uraian yang tercantum dalam pesanan pembelian, menhitung barang, dan memerikasa kemungkinan adanya barang yang rusak. Penerimaan barang dan jasa atau pengiriman fisik barang atau jasa, yang mencakup:
a.       Penerimaan barang
b.      Penyimpanan barang yang diterima untuk perusahaan.
c.       Pengenbalian barang ke pemasok.
3.      Pembuatan laporan penerimaan
Laporan penerimaan bernomor urut harus dibuat untuk setiap pesanan yang diterima, untuk  mendokumentasikan bahwa kewajiban telah ditetapkan. Laporan penerimaaan barang merupakan dokumen penting dalm mendukung asersi eksistensi atau kejadian untuk transaksi pembelian. Informasi yang ada dalam laporan penerimaan akan diteruskan ke bagian utang usaha melalui salinan laporan penerimaan atau secara elektronis.
4.      Penyimpanan barang yang diterima sebagai persediaan
Pemisahan fungsi penyimapanan barang yang diterima sebagai persediaan dari fungsi lainnya yang terlibat dalam pembelian dapat mengurangi terjadinya resiko pembelian yang tidak diotorisasi atau penyalahgunaan barang. Perusahaan harus menyimpan barang di tempat yang aman dengan akses yang terbatas dan diawasi secara memadai.
5.      Pencatatan kewajiban.
Penerimaan barang dan jasa biasanya menetapkan suatu kewajiban bag perusahaan untuk menyelesaikan transaksi. Akuntansi akrual mensyaratkan penetapan kewajiban. Pengakuan formal oleh perusahaan atas kewajiban hukum, yang meliputi:
a.       Pembuatan voucher pembayaran dan pencatatan kewajiban.
b.      Pertanggungjawaban atas transaksi yang telah dicatat.
Pengendalian atas pencatatan aseri dan asersi/tujuan audit spesifik yang berkaitan meliputi hal-hal berikut:
a.       Menetapkan kesesuaian antara rincian dalam voucher dengan faktur penjual serta laporan penerimaan barang dan pesanan pembelian yang bersangkutan.
b.      Membandingkan tanngal laporan penerimaan dengan tanggal pencatatan voucher. Kedua tanggal itu harus berada pada periode akuntansi yang sama.
c.       Melaksanakn pengecekan yang independen atas keakuratan matematis dari setiap voucher dan faktur pemasok pendukungnya.
d.      Menentukan bahwa semua voucher telah dibukukan dan diikhtisarkan secara tepat dalam catatan akuntansi.
e.       Menetapkan bahwa voucher mencerminkan kewajiban perusahaan dengan cara menunjuk seseorang untuk meberi persetujuan atas pembayaran voucher.
f.       Meberikan kode atas distribusi akun, dengan menunjukkan akun aktiva atau beban yang harus didebet, ke voucher tersebut.
g.      Dokumen pendukung harus segara distempael, dilubangi, atau dibubuhi tanda lainnya agar dokumen tersebut tidak bisa digunakan lagi untuk mengajukan permintaan pembayaran.


6.      Pembuatan voucher dan pencatatan kewajiban
Setelah menerima faktur dari penjual, biasnya personil depatemen utang uaha akan memasukkan data transaksi melalui terminal. Program edit akan menegecek hal-hal seperti validitas nomor pemasok, kecocokan antar kuantitas dalam voucher dengan yang diterima, menguji keakuratan matematis pada faktur penjual danvoucher, membandinhkan klasifikasi akun pada voucher dengan klasifikasi akun pada pesanan pembelian.

ü  Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteki salah saji mencakup:
1.    Otorisasi umum dan khsus untuk setiap pembelian
2.    Setiap surat order pembelian haru didasarkan pada surat permintaan yang telah diotorisasi.
3.    Setiap penerimaan barang harus didasrkan pada surat order pembelian ang telah diotorisasi.
4.    Fungsi penerimaan barang menhitung, menginspeksi, dan membandingkan barang yang diterima dengan data barang yang tercantum dalam surat order pembelian yang telah diotorisasi.
5.    Penyerahan barang dari fungsi penerimaan barang ke fungsi gudang harus didokumentasikan.
6.    Bukti kas keluar harus dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap dan sah.
7.    Setiap pencatatan ke register bukti kas harus didukunhg dengan bukti kas keluar yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
8.    Pengecekan secara independen posting ke dalm buku pembantu usaha, sediaan, aset tetap, dengan akun kontol yang bersangkutan dalam buku besar.
9.    Pertanngung jawaban secara periodik semua formulir bernomor urut tercetak.
10.     Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun.
11.     Review kinerja secara periodik.

*        Perlakuan Akuntansi terhadap Transaksi Pengeluaran Kas
ü  Fungsi yang Terkait
Fungsi yang terkait dan tanggung jawab setiap fungsi dalam transaksi pengeluaran kas adalah sebagai berikut:
1.      Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2.      Fungsi pencatat utang
3.      Fungsi keuangan
4.      Fungsi akuntansi biaya
5.      Fungsi akuntansi umum
6.      Fungsi audit intern
7.      Fungsi penerima kas

ü  Dokumen dan Catatan yang Umum dalam Transaksi Pengeluaran Kas
Sejumlah dokumen dan catatan umum yang tercakup dalam siklus pengeluaran-transaksi pengeluaran kas adalah sebagai berikut:
1.      Permintaan cek
Berfungsi sebagai sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi pencatat utang untuk membuatbukti kas keluar.
2.      Bukti kas keluar
Berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Selain itu, juga berfungsi sebagai surat pemberitahuan yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula sebagai dokumen sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.
3.      Cek
Merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek. Pilihan dalam penggunaan cek untuk pembayaran adalah chek issuer membuat cek atas nama dan chek issuer membuat cek atas unjuk.
4.      Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti tanda terima cek dari penerimaan cek pembayaran.
5.      Register cek
Digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dengan cek, digunakan untuk menvatat cek-cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur perusahaan atau pihak lain.
6.      Buku besar
Akun buku besar yang terkait dalam transaksi pengeluaran kas adalah utang usaha dan kas.

ü  Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas
Aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteki salah saji mencakup:
1.      Penandatanganan cek harus mereview bukti kas keluar dan dokumen pendukungnya.
2.      Pembubuhan cap lunas terhadap bukti kas keluar yang telah dibayar beserta dokumen pendukungnya.
3.      Pengecekan secara independen antara cek dan bukti kas keluar.
4.      Pertanggungjawaban semua nomor urut cek.
5.      Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi.
6.      Rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak ketiga yang independen.
7.      Pengecekan secara independenterhadap tanggal yang tercantum dalam bonggol cek dan tanggal pencatatannya.



Ø  Penilaian Sistem Pengendalian Intern Siklus Pengeluaran
Kuisoner

Y = Ya     T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Y
T
TR
Penyimpanan dan Pengawasan Fisik



1.
Apakah persediaan:
a.     Dipisahkan atas kelompok:
1.      Bahan baku?
2.      Barang dalam proses?
3.      Barang jadi/dagang?
4.      Bahan pembantudan suku cadang?
b.    Diatur secara rapi dan tertib?
c.    Tercegah dari:
1.      Pencurian?
2.      Kerusakan?
3.      Kebakaran, banjir, dan risiko lain?
d.   Secara berkala dicocokkan dengan kartu gudang?



2.
Apakah persediaan di bawah pengawasan seorang penjaga gudang atau orang tertentu lainnya?



3.
Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk gudang?



4.
Apakah setiap pengeluaran barang jadi berdasarkan bukti penjualan tertulis?



5.
Apakah setiap pengeluaran barang jadi/barang dagang harus berdasarkan surat jalan atau sejenisnya yang diotorisasi penjabat perusahaan yang berwenang?



6.
Apakah terdapat pos-pos penjagaan yang mengawasi arus masuk keluar barang secara efektif?








Pembukuan Persediaan



7.
Bila klien menggunakan sistem persediaan perpetual (perpetual inventory sistem)
a.    Apakah dibuat kartu persediaan untuk:
1.    Bahan baku?
2.    Barang dalam proses?
3.    Barang jadi/dagang?
4.    Bahan pembantu dan suku cadang?
b.    Apakah kartu persediaan tersebut dipegang oleh staf yang tidak menguasai persediaan secara fisik?
c.    Apakah total jumlah menurut kartu persediaan tersebut secara berkala dicocokkan dengan akun kontrol (buku besar) persediaan?
d.   Apakah saldo kartu persediaan dicocokkan dengan hasil stock opname paling sedikit setahun sekali?
e.    Bila terdapat selisih, apakah diinvestigasi oleh orang yang tidak menguasai persediaan secara fisik atau pemegang kartu persediaan?
f.     Apakah penyesuaian (adjusment) atas selisih diotorisasi oleh petugas berwenang?



8.
Bila digunakan sistem periodik, sebutkan prosedur dan pengawasan yang dilakukan.








Stock Opname



9.
Apakah yang mengawasi/melakukan perhitungan atau menyusun ikhtisar hasil perhitungan terpisah dari:
a.    Penguasaan secara fisik atas barang (penjaga gudang dan sebagainya)?
b.    Pencatatan kartu persediaan?



10.
Apakah dibuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname?



11.
Apakah dilakukan pisah batas (cut-off) atas penerimaan dan pengeluaran barang selama stock opname?



12.
Apakah barang yang penjualannya lambat (slow moving), usang (obselete), rusak dipisahkan?



13.
Apakah hasil stock opname dicocokkan dengan buku besar?



14.
Apakah persediaan akhir dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya?








Sistem Pembiayaan



15.
Bila terdapat sistem perhitungan biaya (costing system), apakah:
a.    Sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia?
b.    Cocok dengan produk?
c.    Terancang untuk menecegah pemborosan?
d.   Dicocokkan dengan laporan keuangan?
e.    Menggunakan biaya standar/kalkulasi di muka untuk disesuaikan dengan biaya sebenarnya?
f.     Varians yang timbul dibuat analisisnya?



16.
Apakah hal-hal sebagai berikut dilaporakan segera kepada manajemen (untuk perbaikan/diambil keputusan):
a.    Rencana kebutuhan?
b.    Barang-barang yang penjualannya lambat?
c.    Barang yang usang?
d.   Barang yang rusak?
e.    Kelebihan persediaan?
f.     Persediaan sisa (scrap)?



17.
Apakah untuk persediaan berikut dikendalikan dengan baik dan dibukukan sebagaimana seharusnya?
a.    Barang konsinyasi keluar (milik kklien)?
b.    Barang konsinyasi yang diterima (milik perusahaan lain untuk dijualkan)?
c.    Barang dalam costumer bounded warehouse atau broker’s warehouse?
d.   Barang pada kontraktor/subkontraktor?
e.    Bahan baku yang disediakan oleh pelanggan/pemesan (customer-supplied materials)?
f.     Barang kemasan perusahaan yang dapat dikembalikan (retunable containers)?
g.    Barang kemasan?
h.    Per produk (by-product)?



18.
Apakah barang-barang tersebut pada butir 16 secara fisik dipisahkan ( bila mungkin dilakukan)?



19.
Apakah jumlah rata-rata persediaan cukup dapat diterima untuk jenis usaha dan besarnya perusahaan?



20.
Apakah produksi dilakukan berdasarkan:
a.    Pesanan (job rder costing)?
b.    Produksi massa (process costing)?



21.
Jika berdasarkan pesanan, apakah dibuat lembar pesanan (job order cost sheet) untuk setiap pesanan?



22.
Apakah metode penilaian persediaan berdasarkan:
a.       Biaya:
-     masuk pertama keluar pertama (first in-first out-FIFO)
-     masuk terkhir keluar pertama (last in-first out-LIFO)
-     rata-rata bergerak (moving average)
-     rata-rata tertimbang (weighted average)
b.      biaya atau harga pasar lebih rendah (lower of cost or market)
c.       harga jual








Pesanan Pembelian



1.
Apakah pembelian dilakukan:
1.1  Oleh pejabat/bagian khusus?
1.2  Yang terpisah dari bagian:
a.       Akuntansi?
b.      Pembayaran?
c.       Penerimaan barang?
d.      Penyimpanan?
e.       Pencatatan persediaan?
1.3  Dengan syarat yang menguntungkan (misalnya tender, pemasok terselseksi)?



2.
Apakah pesanan pembelian (purchase order):
2.1  Dibuat untuk semua pembelian?
2.2  Diotorisasi pejabat tertentu?
2.3  Diberi nomor urut tercetak?
2.4  Tersimpan lengkap, termasuk yang dibatalkan?
2.5  Blanko tersimpan dengan baik?
2.6  Tembusan dikirimkan kepada:
a.       Bagian akuntansi untuk dicocokkan dengan laporan penerimaan barang dan faktur?
b.      Bagian penerimaan barang sebagai otorisasi untuk menerima barang?



3.
Apakah pembelian dikoordinasi dengan:
3.1  Program produksi?
3.2  Anggaran penjualan?
3.3  Batas persediaan minimum dan maksimum?



4.
Apakah kebijaksanaan pembelian tidak dilakukan denagn memberikan keuntungan luar biasa kepada:
4.1  Penjual tertentu?
4.2  Relasi staf pembeli atau lainnya?
4.3  Suatu perusahaan dimana staf mempunyai kepentingan?
4.4  Perusahaan afiliasi?



5.
Apakah harga penawaran penjual yang terdaftar (approved) ditinjau secara berkala, untuk memastikan bahwa selalu merupakan harga bersaing?








Penerimaan Barang



6.
Apakah terdapat bagian penerimaan barang yang terpisah dari:
a.       Bagian pembelian?
b.      Bagian akuntansi?
c.       Bagian pembayaran?
d.      Bagian penyimpanan?
e.       Bagian pencatatan persediaan?



7.
Apakah barang yang diterima disertai:
a.       Surat jalan atau faktur dari pemasok?
b.      Surat Keterangan Pengangkut?



8.
Apakah barang yang diterima diperiksa mengenai:
a.       Kuantitas?
b.      Keadaan?
c.       Spesifikasi pembelian lainnya?
d.      Kecocokan degan pesanan pembelian?



9.
Apakah laporan penerimaan barang:
9.1  Dibuat untuk seluruh penerimaan barang?
9.2  Mencatat jumlah yang diterima berdasarkan perhitungan yang sebenarnya?
9.3  Diberi nomor urut tercetak?
9.4  Disimpan selengkapnya, termasuk yang dibatalkan?
9.5  Blankonya disimpan dengan baik?
9.6  Tembusannya dikirim kepada:
a.       Bagian akuntansi, untuk dicocokkan dengan pesanan pembelian dan faktur?
b.      Bagian pembelian, sebagai informasi bahwa pesanan telah diterima?



10.
Jika barang ditolak oleh bagian penerimaan:
10.1   Apakah dibuat surat jalan?
10.2   Apakah disimpan oleh bagian penyimpanan?
10.3   Apakah retur pembelian cukup terkontrol untuk mengurangi jumlah utang yang dibukukan?








Faktur Pembelian



11.
Apakah faktur-faktur dari pemasok diperiksa/dicocokkan oleh staf bagian utang usaha (accounts payable clerk) dengan:
11.1     Pesan pembelian?
11.2     Laporan penerimaan barang?



12.
Apakah staf bagian utang usaha ini terpisah dari:
12.1     Bagian pesanan pembelian?
12.2     Bagian penerimaan barang?



13.
Faktur ini secara berturut-turut harus menunjukkan hasil persetujuan seperti:
13.1     Harga benar?
13.2     Perkalian dan pertambahan?
13.3     Beban-beban lain?
13.4     Pengurangan-pengurangan potongan atau penyisihan (allowance) lainnya?
13.5     Kode atau alokasi akun yang harus dibebankan?








Pengeluaran Cek



1.
Apakah semua pembayaran kecuali untuk pengisian dana kas kecil dilakukan dengan cek?



2.
Apakah semua cek yang belum digunakan, disimpan oleh orang tertentu secara aman?



3.
Apakah cek diguanakan menurut nomor urut?



4.
Apakah semua cek yang dibatalkan tetap melekat pada buku cek dan dirusak agar tidak dapat disalahgunakan?



5.
Apakah cek dilindungi terhadap pemalsuan tulisan?



6.
Apakah kebijakan perusahaan:




6.1 Tidak memungkinkan penandatanganan balanko cek?




6.2 Menghindari mengeluarkan cek "tunai" (tidak atas nama)?




6.3 Tidak mengeluarkan cek mundur?



7.
Haruskah semua cek:




7.1 Di-counter signrd?




7.2 Dilengkapi dengan bukti pendukung yang cukup bila diajukan untuk ditandatangani?



8.
Sebutkan batas jumlah yang dapat ditandatangani hanya seorang:




Jumlah: Rp




Oleh:



9.
Apakah penandatangan cek terpisah dari orang yang menyimpan uang kas dan pemegang buku?



10.
Bila digunakan stempel, apakah disimpan oleh yang berhak menandatangani cek?



11.
Apakah setiap pembayaran didukung dengan bukti otentik yang telah diperiksa dan disetujui oleh orang laindari yang menandatangani cek dan diparaf?



12.
Apakah semua bukti segera distempel "LUNAS" untuk menghindari pembayaran dua kali?



13.
Apakah orang yang menyiapkan cek berbeda dengan:




13.1 Orang yang menandatangani cek?




13.2 Pembayar uang kas?



14.
Bila perusahaan menerima cek mundur dari pelanggan, apakah cek tersebut tidak pernah dibayarkan lagi kepada pihak ketiga?








Pembelian-Pembelian Khusus



14.
Apakah pembelian antarperusahaan afiliasi harganya layak?



15.
Apakah pembelian antardepartemen dalam suatu perusahaan:
15.1    Tidak diperhitungkan laba?
15.2    Bila terdapat “laba antarperusahaan” laba tersebut telah dieliminasi kembali?








Informasi Umum



16.
Apakah sistem informasi termasuk:
16.1    Anggaran pembelian?
16.2    Anggaran biaya?
16.3    Perbandingan antara anggaran dengan yang sebenarnya?
16.4    Penjelasan tertulis atas penyimpangan yang material (penting)?



17.
Apakah perhitungan rasio yang berikut secara teratur diperiksa dan dijelaskan dengan cukup:
17.1     Persentase laba kotor dengan penjualan?
17.2     Persentase biaya penjualan dengan penjualan?
17.3     Tingkat perputaran persediaan (inventory turn-over)?



18.
Apakah ada prosedur yang cukup untuk menjamin pertimbangan yang tepat dari:
18.1     Pisah batas pembelian?
18.2     Penyesuaian pendapatan dan biaya?
18.3     Laba yang tidak direalisasi pada barang?








Utang



19.
Apakah terdapat buku utang?



20.
Apakah daftar kreditor/utang:
20.1     Disusun secara up-to-date (bulanan/triwulan)?
20.2     Dicocokkan dengan saldo akun kontrol?
20.3     Secara periodik diperiksa atas saldo debet yang ada?



21.
Apakah detail dari kreditor yang lama belum dibayar diteliti sebab-sebabnya?



22.
Apakah pemegang buku akun kontrol utang terpisah dari pemegang Buku Pembatu Utang?



23.
Apakah pemasok yang banyak mutasinya mengirimkan perincian perhitungan atau saldo secara periodik, dan dicocokkan oleh pegawai yang tidak memegang Buku Pembantu Utang?





A.
Kelemahan-kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas:




B.
Catatan lain:




C.
Kesimpulan penilaian (Baik, Sedang, Buruk)?
D.
Revisi kesimpulan penilaian (lampirkan alasannya).




Klien
Dibuat oleh:
Diperiksa oleh:
Indeks
Skedul:
Tanggal:
Tanggal:
Periode:

2.2    TUJUAN AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN
Tujuan audit adalah untuk meyakinkan bahwa:
ü  Persediaan
1.      Semua persediaan yang dicatat memang benar-benar ada pada tanggal neraca (existenxe).
2.      Semua persediaan pada tanggal yang ada dihitung dan dicantumkan dalam ikhtisar persediaan (completeness).
3.      Semua persediaan milik perusahaan (ownership).
4.      Penilaian dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum danditerapkan secara konsisten (valution).
5.      Pos-pos persediaan telah diklasifikasikan dengan tepat (classification).
6.      Semua persediaan telah dicatat dengan pisah batas pembelian dan penjualan pada akhir tahun dengan tepat (cut-off).
7.      Jumlah rincian persediaan persediaan sesuai dengan buku besar (mechanical accuracy).
8.      Semua persediaan yang dijadikan jaminan telah diungkapkan dengan lengkap dalam laporan keuangan (disclosure).
ü  Beban Pokok Penjualan
1.      Ketepatan penetapan laba kotor tergantung pada tepat dan konsistennya penetapan beban pokok penjualan serta penilaian persediaan dan adanya harga jual yang tepat (valution).
2.      Perhitungan laba rugi khususnya yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok yang telah dilakukan dengan layak dasarnya sesuai dengan prinsip penandingan antara pendapatan dengan biaya-biaya terkait (matching cost against revenue).
3.      Penyajian harga poko dalam laporan keunagan harus sesuai dengan sifat harga pokok itu sendiri, misalkan perdagangan/manufaktur, dan didukung dengan klasifikasi yang tepat (classification, presentation, and disclosure).
4.      Pengeluaran barang yang terjual didasarkan atas persetujuan penjabat yang berwenang dan didukung dengan bukti-bukti yang cukup serta benar-benar merupakan beban perusahaan (accuracy).
5.      Semua beban pokok penjualan telah dibukukan dengan lengkap serta tepat dalam pisah batas pada periode yang bersangkutan (completeness and cut-off).
ü  Kewajiban
1.      Semua kewajiban yang ada pada tanggal neraca telah dinyatakan dalam laporan keugan dengan benar dan lengkap (accuracy and completeness).
2.      Utang yang tercantum dalam laporan keuangan merupakan milik perusahaan (right and obligation).
3.      Pisah batas telah dilakukan dengan tepat (cut-off).
4.      Diklasifikasikan dengan benar (classification).
5.      Dijelaskan secukupnya mengenai:
·         Jaminannya
·         Kewajiban gantung dan bersyarat termauk kemungkinan membayar pajak atau misalnya adanya komitmen penggantian atas kerusakan lingkungan hidup.
·         Perjanjian yang penting sehubungan dengan pembelian aktiva tetap, masa berlaku letter of credit (L/C), dan lain-lain.
·         Kewajiban yang besar dan tidak lazim yang timbul setelah tanggal neraca.
·         Hal-hal penting lainnya

Kelompok Asersi
Tujuan Audit terhadap  Golongan Transaksi
Tujuan Audit terhadap Saldo Akun
Keberadaan dan Keterjadian
Transaksi pembelian mencerminkan barang dan jasa yang baik yang diterima dari pemasok selama periode yang diaudit.
Transaksi pengeluaran kas mencerminkan pembayaranyang dilakukan kepada pemasok selama periode yang diaudit.
Utang usaha yang tercatat mencerminkan jumlah kewajiban entitas yang ada pada tanggal neraca.
Aktiva tetap mencerminkan aktiva produktif yang masih dimanfaatkan paa tanggal neraca
Aktiva tidak berwujud mencerminkanaktiva produktif yang masih dimanfaatkan pada tanggal neraca.
Kelengkapan
Semua transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode yang diaudit telah dicatat.
Utag usaha mencakup semua jumlah yang teutang kepada pemasok barang dan jasa pada tanggal neraca.
Saldo aset tetap mencakup semua transaksi peruabahan yang terjadi selama periode yang diaudit.
Hak dan kewajiban
Entitas memiliki kewajiban sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit.
Entitas memiliki hak atas aktiva teatap sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit.
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud sebagai akibat transaksi pembelian yang tercatat dalam periode yang diaudit.
Utang usaha pada tanggal neraca mencerminkan kewajban entitas kepada pemasok.
Entitas memiliki hak atas aset tetap yang tercatat pada tanggal neraca.
Entitas memiliki hak atas aktiva tidak berwujud yang tercatat pada tanggal neraca.
Penilaian atau lokasi
Semua transaksi pembelian atau pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal diringkas dan diposting kedalam akun yang benar.
Utang usaha dinyatakan dalam jumlah yang benar kewajiban entitas pada tanggla neraca.
Aset tetap dinyatakan dalam kos dikurangi degnga akumulasi depresiasi.
Aset tidak berwujud dinyatakan pada cost ataucost dikurangi akumulasi amortisasi.
Biaya yang berkaitan dengan aset tetp dan aset tidak berwujud dicatat sesua dengan prinsip-prisip akuntansi berterima umum.
Penyajian dan pengungkapan
Rincian transaksi pembelian dan pengeluaran kas mendukunng penyajian akun yang berkaita dalam laporan keuangan, baik klasifikasinya maupun pengungkapannya.
Utang usaha, aset tetap, aset tetap tak berwujud dan dklasifikasikan dengansemestinya dengan neraca.
Pengungkapan memadai telah dibuat berkaitan dengan utang usaha, aset tetap, dan aset tetap tak berwujud.

ü  Metodologi Desain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Pengujian pengendalian dan pengujian sunstantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayarandibagi menjadi dua wilayah besar, yaitu:
1.      Pengujian akuisisi, yang meliputi tiga dari empat fungsi bisnis, yaitu pemrosesan pesanan pembelian, penerimaan barang dan jasa, dan pengakuan utang.
2.      Pengujian pembayaran, yang meliputi fungsi keempat, yaitu pemrosesan dan pencatatan pengeluaran kas.

ü  Memahami Pengendalian Internal
Auditor mendapatkan pemahaman tentang pengendalian intenal untuk siklus akuisisi dan pembayaran sebagai bagian dari proses prosedur penilaian resiko. Hal ini dilakukan dengan mempelajari diagram alur klien, menelaah kuisioner pengendalian internal, dan melakukan pengujian garis besar terhadap transaksi akuisisi dan pengeluaran kas. Prosedur pemahaman pengendalian internal dalm siklus akuisisi dan pembayaran sam dengan prosedur yang dilakukan pada siklus transaksi lainnya.

ü  Menilai Resiko Pengendalian Terencana
Terdapat otorisasi dari pembelian, pemisahan penanganan peneriman barang dengan fungsi lainnya, pencatatan tepat waktu dan penelaahan transaksi secara independen, dan otorisasi pembayaran kepada vendor.
1.      Mengotorisasi Pembelian
Otorisasi pembelian yang benar dapt memastikan bahwa barang dan jasa yang diakuisisi telah diotorisasi leh perusahaan dan tidak tejadi pembelian barang yang berlebih atau tidak perlu.
Setelah permintaan pembelian disetujui, permintaan pembelian untuk akuisisi barang atau jasa akan dimulai. Pesanan pembelian diberikan kepada vendor unuk barang-barang tertentu pada harga tertentu dan dikirimkan pada atau dalam jangka waktu ayang telah ditentukan. Pesanan pembelian, biasanya dibuat menggunakan dokumen yang sifatnya legal, merupakan penawaran untuk membeli barang atau jasa.
Perusahaan pada umumnya mendirikan departemen pembelian untuk memastikan kualitas barang dan jasa pada harga minimal yang ditentukan. Untuk pengendalian internalyang baik, departemen pembelian seharusnya terpisah dari pihak yang memberikan otorisasi atas akuisisi atau penerimaan barang. Seluruh pesanan pembelian harus bernomor urut agar lebih mudah memperhitungkan semua pesanan yang masih dalam perjalanan dan dicatat dalam kolom dan spasi yang memadai gunameminimalkan kemungkinan penolakan formulir saat barang dipesan.
2.      Memisahkan Tanggung Jawab Asetdari Fungsi Lainnya
Untuk menghindari pencurian atau penyalagunaan, barang perlu dikontrol secara fisik sejak barang diterima hinga barang tersebut digunakan atau dibuang. Personel di departemen peneimaan harus independen (berbeda) dari personel dibagian penyimpanan dan departemen akuntansi. Pencatatan akuntansi perlu memindahkan tanggungjawab terhadap barang setiap kali dipindahkan, dari penerimaan ke penyimapanan, dari penyimapanan ke pabrik, dll.
3.      Melakukan Pencatatan Tepat Waktu dan Penelaahan Independen atas Transaksi
Penendalian penting dalam dalam bagian utang dagang da bagian teknologi informasi merupakan syarat bahwa penanggung jawab akuisisi tidak memiliki akses terhadap uang tunai, surat berharga, dan aset lainnya. Dokumen dan pencatatan yang memadai, prosedur yang benar dalm pencatatan, dan pengecekan independen atas kinerja juga merupakan pengendalian yang diperlukan dalm fungsi utang dagang.
Pengendalian atas pengeluaran kas yyang paling penting meliputi:
·         Penandatanganan cek oleh personel dengan otoritas yang memadai
·         Pemisahan tanggung jawab atas penandatanganan cek dan perjalanan fungsi utang dagang.
·         Pemeriksaan dokumen pendukung secara seksama dalam waktu cek ditandatangani oleh personel yang menandatangani cek tesebut.
Cek harus bernomor urut untuk memudahkan dalm menghitung seluruh cek dan dicetak di dtas kertas khusus sehinnga nama penerima dan jumlahnya susah diganti. Perusahaan harus hati-hati dalam mengontrol cek kosong, cek ditolak, dan cek yang ditandatangani. Perusahaan juga harus memiliki kode untuk membatalkan dokumen pendukund agr tidak digunakan kembali untuk cek lain. Metode yang biasa dipakai adalah menuliskan nomor cek pada dokumen pendukung cek tersebut.
4.      Menentukan Lingkup Pengujian Pengendalian
Setelah mengidentifikasi pengendalian internal utama dan defisiensinya,mereka harus mengidentifikasi risiko pengendalian. Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk mendapatkan bukti bahwa pengendalian  beroperasi secara efektif. Setelah efektivitas pengendalian meningkat dan didukung oleh pengujian pengendalian tambahan, auditor dapt mengurangi pengujian substantif. Tentu saja, jika klien adalah perusahaan publik, maka auditor harus mendokumentasikan dan menguji pengendalian secara memadai agar dapat menerbitkan opini pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
5.      Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Pembelian

2.3    PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENGELUARAN
ü  Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Pembelian
1.         Melakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan atas permintaan pembelian, order pembelian, penerimaan barang, pembuatan bukti kas keluar. Pengamatan ini untuk memnbuktikan:
·         Adanya pemisahan tiga fungsi pokok: fungsi operasi, fungsi penyimpana dan fungsi akuntansi dalm penangana sistem pembelian.
·         Setiap transaksi pembelian dilaksanakan oleh lebih dari satu unit organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan intern dalm setiap transaksi tersebut.
Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan transaksi pembelian auditor melakukan pengamatan terhadap:
·         Persetujuan pada surat permintaan pembelian yang dilaksanakan oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai.
·         Persetujuan pada surat permintaan otorisasi investasi dan permintaan surat permintaan reparasi oleh manajemen puncak.
·         Penerimaan barang yang dilaksanakan oleh fungsi penerimann barang.
·         Pencatatan kewajiban perusahaan kepada pemasok yang diklaksanakan oleh fungsi utang.
2.      Mengambil sampel transaksi pembelian dari register bukti kas keluar dan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung.
Auditor mengambil sampel bukti kas keluar yang belum dibayar dari arsip dokumen tersebut yang diselenggarakn oleh fungsi utang dan bukti keluar yang telah dibayar dari arsip dokumen tersebut yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi biaya.
3.      Memeriksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan pertanngungjawaban pemakaian formulir tersebut.
4.      Mengambil sampel bukti kas keluar yang disetujui dan melakukan pengusutan ke dokumen pendukung dan catatan akuntansi yang bersangkutan.
5.      Memerikasa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu dan jurnal.

ü  Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Pengeluaran Kas
1.      Melakukan pengamatan terhadap prosedur pembuatan cek dan pencatatan cek ke dalam register cek.
2.      Mengambil sampel transaksi pengeluaran kas dari register cek dan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen pendukung.
3.      Memeriksa bukti digunakannya formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut.
4.      Mengambil sampel bukti kas keluar yang telah dibayar dan melakukan pengusutan ke dokumen dan catatan akuntansi yang bersangkutan.
5.      Memeriksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantuu dan jurnal.

2.1   
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, sukrisno.2004. Auditing. Fakultas Ekononomi Unniversitas Indonesia
Agoes, sukrisno. 2006. Praktikum Audit buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi. 2004. Auditing. Jakarta: Salemba Empat
William C. Boyton,dkk. 2003. Modern Auditing. Jakarta:Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar