Definisi Kepemimpinan
Wikipedia, menurut john adair, Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan
pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang
ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Menurut Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24,
Kepemimpinan adalah
pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses
komunikasi untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan tertentu.
Menurut Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7, Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang
memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Rauch & Behling, 1984, 46, Kepemimpinan adalah suatu
proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan
bersama.
Menurut Jacobs & Jacques, 1990, 281, Kepemimpinan adalah suatu proses
yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam
mencapai tujuan.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang
dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan
sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang
menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan
memimpin.
Menurut
Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi dari definisi
tersebut : Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut.
Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, anggota kelompok
membantu menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan
dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan
menjadi tidak relevan.Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan
yang tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok. Ketiga, selain
dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan, pemimpin dapat juga
menggunakan pengaruh. Para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa
yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan
melaksanakan perintahnya. Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi
tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan meupakan kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar dapat bekerja mencapai
tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup
fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu
tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala
yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai
pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat
amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau
mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang
lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of
influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience,
confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang
sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama
secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang
akan diterapkan.
Konsep mengenai Kepemimpinan (Griffin)
–
Kepemimpinan sebagai proses
– Kepemimpinan
sebagai atribut
Pemimpin belum tentu manajer dan sebaliknya. Pemimpin lebih
visioner.
Perbedaan Manajemen dan Kepemimpinan
Keterlibatan
4 aspek dalam Kepemimpinan
Ø
Pengikut (followers)
Ø
Perbedaan kekuasaan (distribution
of powers) antara pemimpin dan pengikut
Ø
Penggunaan kekuasaan untuk
mempengaruhi (power to influence),
Ø
Nilai yang dibangun (leadership
value)
3.2 Pendekatan Mengenai Kepemimpinan
A. Pendekatan Personal (Personal Traits of Leadership Approach)
@ Pemimpin dan Bukan Pemimpin
@ Pemimpin Efektif dan Pemimpin Tidak Efektif
B.
Pendekatan
Perilaku (Behavioral Approach) mengenai Kepemimpinan
Fokus dari Pendekatan Perilaku :
a)
Fungsi-fungsi Kepemimpinan
(leadership functions)
J fungsi yang terkait dengan tugas atau pekerjaan (task-related functions)
J fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau pemeliharaan kelompok (group-maintanance
functions)
b) Gaya Kepemimpinan (leadership styles)
J Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan (task-oriented or job-style)
J Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai atau orang-orang
(employee-oriented style)
Studi Ohio mengenai
Gaya Kepemimpinan
Merupakan hasil penelitian
yang ditampilkan dalam bentuk Tabel Manajerial (memiliki 9 kemungkinan posisi
,sehingga dihasilkan 81 posisi)
Suatu gambar
grafis mengenai gaya kepemimpinan dua dimensional dikembangkan oleh Blake dan
Mouton. Mereka menampilkan suatu tabel manajerial (managerial grid), yang
kadang disebut juga tabel kepemimpinan, didasarkan pada gaya "perhatian
pada manusia" dan "perhatian pada produksi", yang pada dasarnya
merepresentasikan dimensi tenggang rasa dan struktur awal yang diperkenalkan
oleh Ohio State Unversity atau dimensi yang berorientasi karyawan dan yang
berorientasi produksi dari University of Michigan.
Tabel ini
lebih merupakan upaya untuk menawarkan kerangka pikir yang lebih baik untuk
mengonseptualisasi gaya kepemimpinan daripada untuk menghadirkan informasi baru
yang nyata seperti penelitian Ohio State University dan University of
Michigan.
C.
Pendekatan
Kontingensi (Contingency Approach) mengenai Kepemimpinan
a.
Model Kepempinan Situasional :
Hersey - Blanchard
Teori yang memusatkan
perhatian pada kesiapan pengikut. Teori ini lahir karena semua teori yg ada
berdasarkan survey pada pengikut, sehingga pengikut / bawahan yang perlu
dikelola. Dasarnya adalah Mampu dan mau
dari bawahan.
b.
Model FIEDLER
Kelompok yg efektif bergantung pada
gabungan antara gaya interaksi dari sipemimpin dan bawahannya serta sampai
tingkat mana situasi itu memberi kendali dan pengaruh bagi si
pemimpin. Fiedler
menggunakan kuestioner untuk cari relasi antar hubungan dengan penugasan
dari pimpinan.
3 faktor kontingensi
yang perlu dipertimbangkan dalam model FIEDLER :
J relasi pemimpin-bawahan (leader-member relation)
J struktur pekerjaan (task-structure),
J peran kekuasaan (power position)
c.
Model Jalan Tujuan (Path-Goal
Theory)
Teori yang mengemukakan bahwa merupakan
tugas pemimpin untuk membantu para pengikut dalam mencapai tujuan-tujuan mereka
dan untuk memberi pengarahan yang dibutuhkan dan/atau dukungan untuk memastikan
bhwa tujuan mereka selaras dengan organisasi.
2 hal yang perlu diperhatikan
J Perilaku Pemimpin
J Faktor Situasi
4 perilaku yg harus dimiliki pemimpin
:
a. Pemimpin hanya mengarahkan
dan membiarkan bawahan.
b. Pemimpin suportif
dan ramah.
c. Pemimpin partisipatif
dan berkonsultasi ke bawahan.
d. Pemimpin berorientasi
prestasi.
3.3 Model
Vroom-Yetton-Jago
Model Pemimpin Partisipasi
Victor Vroom dan Philip Yetton
mengembangkan sebuah model pemimpin partisipasi Suatu teori yg isinya satu
set peraturan yg akan menentukan bentuk dan jumlah pembuatan keputusan partisipatif
dalam berbagai situasi dan kondisi yg berbeda beda.
Model Vroom
J Authocratic Style ( AI & AII)
J Consultative Style (CI & CII)
J One-Group
Style (GII)
3.4 Pendekatan lain mengenai Kepemimpinan
Kepemimpinan/Pendekatan
Substitusi / transaksional
Pemimpin yang membimbing atau memotivasi
para pengikut mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas
peran dan tugas mereka.
Kepemimpinan
Karismatik
Pemimpin yang karismatik menunjukkan
4 karakteristik :
J Visi.
J Bersedia mengambil risiko pribadi untuk mencapai
visi tersebut.
J Sensitif terhadap kebutuhan bawahan.
J Memiliki perilaku yang luar biasa.
Kepemimpinan
Transformatif
Tipe pemimpin seperti ini mengarahkan
atau memotivasi para pengikutnya pada tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas
peran dan tugas mereka. Pemimpin
transformasional (transformational leaders) menginspirasi para pengikutnya
untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan
mereka mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya.
Perilaku Politis
dalam Organisasi
Perilaku Politis yang Umum
J Inducement
Suatu tindakan memberikan imbalan atas perilaku yang dikerjakan
J Persuasion
Suatu tindakan untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang dalam suatu
organisasi
J Creation of an obligation
Sesuatu ikatan dengan mana seseorang terikat atau berkewajiban untuk melakukan hal-hal tertentu, dan yang muncul
dari rasa kewajiban
J Coercion
memaksa pihak lain untuk berperilaku secara spontan (baik melalui tindakan
atau tidak bertindak) dengan menggunakan ancaman, hadiah, atau intimidasi atau
bentuk lain dari tekanan atau kekuatan.
3.5 Prinsip-Prinsip
Dasar Kepemimpinan
Prinsip, sebagai paradigma
terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta
mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut
Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi
dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai
sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat
atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi
seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.
Karakteristik seorang
pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1.
Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui
pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui
membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2.
Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak
dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani
berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin
seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3.
Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai
energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan
dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi
positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau
bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena
itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a.
Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai
orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti
dengan kepedulian.
b.
Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat
menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan
keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c.
Melihat kehidupan sebagai
tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di
interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk
menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri
sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas,
kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d.
Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e.
Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat
memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia
tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri
dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2)
memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada
orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6)
merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
(8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mencapai kepemimpinan yang
berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan
buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan
penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan
latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat
penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar