Rabu, 20 Maret 2013

Kepemimpinan


Definisi Kepemimpinan
Wikipedia, menurut john adair, Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Menurut Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24, Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk  mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu.
Menurut Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7,  Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Rauch & Behling, 1984, 46, Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Jacobs & Jacques, 1990, 281, Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan.
Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi dari definisi tersebut : Pertama, kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, anggota kelompok membantu menentukan status/kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang manajer akan menjadi tidak relevan.Kedua, kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang di antara para pemimpin dan anggota kelompok. Ketiga, selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan, pemimpin dapat juga menggunakan pengaruh. Para pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan meupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar dapat bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

          Konsep mengenai Kepemimpinan (Griffin)
–        Kepemimpinan sebagai proses           
–        Kepemimpinan sebagai atribut
Pemimpin belum tentu  manajer dan sebaliknya. Pemimpin lebih visioner.
Perbedaan Manajemen dan Kepemimpinan

 Keterlibatan 4 aspek dalam Kepemimpinan
Ø  Pengikut (followers)
Ø  Perbedaan kekuasaan (distribution of powers) antara pemimpin dan pengikut
Ø  Penggunaan kekuasaan untuk mempengaruhi (power to influence),
Ø  Nilai yang dibangun (leadership value)

3.2     Pendekatan Mengenai Kepemimpinan
A.      Pendekatan Personal (Personal Traits of Leadership Approach)
         @ Pemimpin dan Bukan Pemimpin
         @ Pemimpin Efektif dan Pemimpin Tidak Efektif
  
B.          Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach) mengenai Kepemimpinan
Fokus dari Pendekatan Perilaku :
a)       Fungsi-fungsi Kepemimpinan (leadership functions)
J fungsi yang terkait dengan tugas atau pekerjaan (task-related functions)
J fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau pemeliharaan kelompok (group-maintanance functions)
b)   Gaya Kepemimpinan (leadership styles)
J Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan  (task-oriented or job-style)
J Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai atau orang-orang (employee-oriented style)
Studi Ohio mengenai Gaya Kepemimpinan
Merupakan hasil penelitian yang ditampilkan dalam bentuk Tabel Manajerial (memiliki 9 kemungkinan posisi ,sehingga dihasilkan 81 posisi)
Suatu gambar grafis mengenai gaya kepemimpinan dua dimensional dikembangkan oleh Blake dan Mouton. Mereka menampilkan suatu tabel manajerial (managerial grid), yang kadang disebut juga tabel kepemimpinan, didasarkan pada gaya "perhatian pada manusia" dan "perhatian pada produksi", yang pada dasarnya merepresentasikan dimensi tenggang rasa dan struktur awal yang diperkenalkan oleh Ohio State Unversity atau dimensi yang berorientasi karyawan dan yang berorientasi produksi dari University of Michigan.
Tabel ini lebih merupakan upaya untuk menawarkan kerangka pikir yang lebih baik untuk mengonseptualisasi gaya kepemimpinan daripada untuk menghadirkan informasi baru yang nyata seperti  penelitian Ohio State University dan University of Michigan.

C.    Pendekatan Kontingensi (Contingency Approach) mengenai Kepemimpinan
a.         Model Kepempinan Situasional : Hersey - Blanchard
Teori yang memusatkan perhatian pada kesiapan pengikut. Teori ini lahir karena semua teori yg ada berdasarkan survey pada pengikut, sehingga pengikut / bawahan yang perlu dikelola.     Dasarnya adalah Mampu dan mau dari bawahan.

b.        Model FIEDLER
Kelompok yg efektif bergantung pada gabungan antara gaya interaksi dari sipemimpin dan bawahannya serta sampai tingkat mana situasi itu memberi kendali dan pengaruh bagi si pemimpin.     Fiedler menggunakan kuestioner untuk cari relasi antar hubungan dengan penugasan dari pimpinan.

3 faktor kontingensi yang perlu dipertimbangkan dalam model FIEDLER :
             J   relasi pemimpin-bawahan  (leader-member relation)
             J   struktur pekerjaan (task-structure),
             J   peran kekuasaan  (power position)

c.         Model Jalan Tujuan (Path-Goal Theory)
Teori yang mengemukakan bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu para pengikut dalam  mencapai tujuan-tujuan mereka dan untuk memberi pengarahan yang dibutuhkan dan/atau dukungan untuk memastikan bhwa tujuan mereka selaras dengan organisasi.
 2 hal yang perlu diperhatikan
             J   Perilaku Pemimpin
             J   Faktor Situasi
              4  perilaku yg harus dimiliki pemimpin :
a.     Pemimpin hanya mengarahkan dan membiarkan bawahan.
b.     Pemimpin suportif dan ramah.
c.     Pemimpin partisipatif dan berkonsultasi ke bawahan.
d.     Pemimpin berorientasi prestasi.
3.3      Model Vroom-Yetton-Jago
Model Pemimpin Partisipasi
Victor Vroom dan Philip Yetton mengembangkan sebuah model pemimpin partisipasi  Suatu teori yg isinya satu set peraturan yg akan menentukan bentuk dan jumlah pembuatan keputusan partisipatif dalam berbagai situasi dan kondisi yg berbeda beda.
Model Vroom
     J   Authocratic Style ( AI & AII)
     J   Consultative Style (CI & CII)
     J   One-Group Style (GII)
  


3.4     Pendekatan lain mengenai Kepemimpinan
Kepemimpinan/Pendekatan Substitusi / transaksional
Pemimpin yang membimbing atau memotivasi para pengikut mereka pada arah tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka.
Kepemimpinan Karismatik
Pemimpin yang karismatik menunjukkan 4 karakteristik :
      J   Visi.
      J   Bersedia mengambil risiko pribadi untuk mencapai visi tersebut.
      J   Sensitif terhadap kebutuhan bawahan.
      J   Memiliki perilaku yang luar biasa.
Kepemimpinan Transformatif
Tipe pemimpin seperti ini mengarahkan atau memotivasi para pengikutnya pada tujuan yang telah ditetapkan dengan cara memperjelas peran dan tugas mereka. Pemimpin transformasional (transformational leaders) menginspirasi para pengikutnya untuk mengenyampingkan kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mereka mampu memiliki pengaruh yang luar biasa pada diri para pengikutnya.
Perilaku Politis dalam Organisasi
Perilaku Politis yang Umum
       J   Inducement
Suatu tindakan memberikan imbalan atas perilaku yang dikerjakan
       J   Persuasion
Suatu tindakan untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang dalam suatu organisasi
       J   Creation of an obligation
Sesuatu ikatan dengan mana seseorang terikat atau berkewajiban untuk melakukan hal-hal tertentu, dan yang muncul dari rasa kewajiban
       J   Coercion
memaksa pihak lain untuk berperilaku secara spontan (baik melalui tindakan atau tidak bertindak) dengan menggunakan ancaman, hadiah, atau intimidasi atau bentuk lain dari tekanan atau kekuatan.

 3.5    Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1.        Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2.        Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3.        Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a.         Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b.         Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c.         Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d.        Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e.         Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar