Rabu, 02 Oktober 2013

Audit Siklus Produksi dan Personalia


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Di dalam zaman yang semakin modern ini, semakin banyak pula perusahaan yang ingin terus berkembang dan maju tak terkecuali perusahaan manufaktur yang semakin banyak dan meluas kali ini. Dalam perusahaan manufaktur maupun perusahaan lain, aspek keuangan menjadi hal yang sangat penting guna menjaga eksistensinya dalam dunia bisnis.
Demi menjaga keuangan perusahaan yang sehat dan terkendali perlu adanya suatu tindakan untuk mencapainya, yakni bisa dilakukan melalui proses audit. Adapun siklus-siklus yang terjadi di dalam perusahaan itu beragam macamnya. Namun secara garis besar sama.
Khusus dalam perusahaan manufaktur, siklus maupun transaksi pabrikasi menjadi hal yang sangat penting karena siklus ini menjadi pemeran penting dalam tolok ukur keberhasilan perusahaan manufaktur. Keberhasilan dalam mengendalikan maupun mengelola siklus-siklus yang terkait dalam transaksi pabrikasi bukanlah hal yang mudah.
Oleh karena itu, sebagai bentuk pengendalian dalam transaksi perlu juga adanya pengendalian atas siklus produksi dan juga siklus yang berhubungan, yakni siklus personalia dalam bentuk audit atas siklus produksi dan personalia.

1.2              Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1        Bagaimanakah perlakuan akuntansi pada siklus produksi dan personalia?
1.2.2        Apa tujuan dari proses audit atas siklus produksi dan personalia ?
1.2.3        Bagaimanakah prosedur dalam mengaudit siklus produksi dan personalia ?


1.3              Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1        Mengetahui perlakuan akuntansi terhadap siklus produksi dan personalia sesuai dengan SAK.
1.3.2        Memahami tujuan audit atas siklus produksi dan personalia.
1.3.3        Mengetahui serta memahami prosedur di dalam audit atas siklus produksi dan personalia.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1              Perlakuan Akuntansi Siklus Produksi
Siklus produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis-jenis dan kuantitas barang yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan, serta transasi dan peristiwa yang berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi di siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untk produksi, dan berakhir ketika barang yang diproduksi ditransfer ke barang jadi. Transaksi yang terjadi dlaam siklus ini disebut trasaksi pabrikasi.
Siklus produksi saling berkaitan dengan 3 silus lain berikut ini; (1) siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya overhead, (2) siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik, (3) siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi. Adapun akun-akun utama yag dipengaruhi oleh transaksi pabrikasi adalah : (1) bahan baku, (2) tenaga kerja langsung, (3) overhead pabrikasi, (4) barang dalam proses, (5) barang jadi , (6) harga pokok penjualan.

2.1              Tujuan Audit atas siklus produksi
Kategori asersi
Tujuan audit atas kelompok transaksi
Tujuan audit atas saldo akun
Keberadaan atau keterjadian
Transaksi pabrikasi yang dicatat menyajikan bahan, tenaga kerja, dan overhead yang ditransfer ke produksi serta pemindahan produksi yang sudah selesai ke barang jadi selam periode berjalan
Persediaan yang tercantum dalam neraca secara fisik ada.
Harga pokok penjualan menunjukkan harga pokok barang yang dijual selama periode berjalan
Kelengkapan
Semua transaksi pabrikasi yang terjadi selama periode berjalan sudah dicatat
Persediaan mencakup semua bahan, produk, dan perlengkapan yang ada di tangan perusahaan pada tanggal neraca.
Harga pokok penjualan mencakup dampak semua transaksi penjualan selama periode berjalan.
Hak dan kewajiban
Entitas memegang hak atas persediaan yang berasal dari transaksi pabrikasi yang dicatat
Entitas pelapor memegang hak milik atas persediaan pada tangal neraca
Penilaian atau alokasi
Transaksi pabrikasi telah dijurnal, di ikhtisarkan, dan dibukukan atau diposting dengan benar
Persediaan telah dinyatakan dengan tepat pada harga yang terendah antara harga pokok dan harga pasar.
Harga pokok penjualan didasarkan pada penerapan metode arus biaya yang berlaku secara konsisten.
Penyajian dan pengungkapan
Rincian transaksi pabrikasi mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan termasuk klasifikasi dan pengungkapannya
Persediaan dan harga pokok penjualan telah di identifikasi dan di klasifikasikan secara tepat dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang berhubungan dengan dasar penilaian dan pengagunan atas penjaminan persediaan sudah memadai.


Namun secara sederhana tujuan audit atas persediaan yang berkaitan dengan siklus produksi adalah sebagai berikut :
1.      Semua persediaan yang dicatat memang benar-benar ada pada tanggal neraca (existence).
2.      Semua persediaan yang telah ada dihitung dan dicantumkkan dalam ikhtisar persediaan (completeness).
3.      Semua persediaan milik perusahaan (ownership).
4.      Persediaan dinilai sesuai dengan prinsip yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten (valuation).
5.      Pos-pos persediaan telah diklasifikasi dengan tepat (clasification).
6.      Semua persediaan telah dicatat dengan pisah batas pembelian dan penjualan pada akhir tahun (cut-off).
7.      Jumlah rincian persediaan dalam kartu persediaan sesuai dengan buku besar (mechanical accurary).
8.      Semua persediaan yang dijadikan jaminan telah diungkapkan dengan lengkap dalam laporan keuangan (disclosure).

2.2              Fungsi, Dokumen Serta Pengendalian Yang Terkait Dalam Siklus Produksi
Pelaksanaan dan pencatatan traksaksi prabrikasi serta pengamanan persediaan melibatkan fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini:
·         Fungsi penjualan
Di dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dari pembeli, bagian order penjualan berfungsi menerima order dari pelanggan dan meneruskan order tersebut ke departemen produksi. Di dalam perusahaan yang berproduksi secara massa, order produksi umumnya di tentukan bersama dalam rapat bulanan antara fungsi pemasaran, fungsi produksi dan fungsi teknik. Fungsi penjualan melayani order dari pelanggan berdasarkan persediaan produk jadi yang ada di gudang.

·         Fungsi otorisasi produksi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat perintah produksi bagi bagian- bagian yang ada di bawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi permintaan produksi dari fungsi penjualan.
·         Fungsi produksi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melaksanakan produksi sesuai dengan surat order produksi yang diterima dari departemen produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan produksi yang melampiri surat order produksi tersebut.
·         Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membantu departemen produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi. Fungsi ini bukan merupakan fungsi garis, melainkan fungsi staf.
·         Fungsi gudang
Dalam siklus produksi ini, funsi gudang bertanggung jawab untuk melayani permintaan bahan baku dan bahan atau barang yang lain atau barang yang di gudangkan. Fungsi ini juga berfungsi untuk menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi.
·         Fungsi akuntansi biaya
Dalam siklus produksi, fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat biaya produksi langsung, biaya produksi tidak langsung, dan biaya non produksi ke dalam buku pembantu biaya.
·         Fungsi akuntansi umum
Dalam siklus produksi, fungsi akuntansi umum bertanggung jawab untuk mencatat transaksi terjadinya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan biaya nonproduksi ke dalam jurnal pemakaian nahan baku dan jurnal.
ü  Dokumen terkait dalam siklus produksi adalah :
1.      Perintah produksi
2.      Laporan kebutuhan bahan
3.      Slip pengeluaran bahan
4.      Tiket waktu
5.      Tiket perpindahaan
6.      Laporan aktivitas produksi harian
7.      Laporan produksi yang sudah selesai
8.      Buku besar pembantu atau file induk persediaan (catatan persediaan perpetual)
9.      File induk biaya standar
10.  File induk persediaan bahan baku
11.  File induk persediaan barang dalam proses
12.  File induk persediaan barang jadi
ü  Pengedalian manajemen merupakan pengendalian terkait dengan siklus produksi
Pengendalian manajemen seringkali digunakan untuk memantau setiap fungsi-fungsi yang ada dalam silus produksi ini. Apabila manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penggunaan sumber daya pada setiap tahapan produksi, maka kemungkinan terjadinya kesalahan yang tidak disengaja akan diperkecil. Manajemen biasanya, akan dengan cermat memantau perintah produksi, tenaga kerja, dan bahan yang digunakan, total akumulasi biaya produksi, eksistensi persediaan, dan persetujuan terhadap biaya standar.

2.3              Pengujian substantif atas saldo persediaan
Bagian ini berhubungan dengan pengujian substantif atas persediaan barang dagang yang dibeli dan disimpan oleh pedagang grosir serta eceran dan juga persediaan bahan baku, barang dalam proses, serta barang jadi yang dimiliki oleh perusahaan. Audit atas saldo persediaan memerlukan perencanaan yang cermat dan investasi waktu, biaya, dan upaya audit yang sangat substansial. Guna memastikan bahwa pemeriksaan ini efisien dan efektif dalam mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi, harus dioertimbangkan secara cermat penentuan tingkat resiko deteksi yang dapat diterima dan perancangan pengujian substanntif yang sesuai untuk asersi-asersi persediaan.
Adapun langkah maupun tahap-tahap dalam pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas saldo persediaan adalah sebagai berikut :
1.      Menentukan resiko deteksi untuk pengujian rincian.
2.      Merancang pengujian substanntif
a.       Prosedur awal
b.      Prosedur analitis
c.       Penngujian rincian transaksi
                                                                          i.      Pengujian ayat jurnal atas akun persediaan
                                                                        ii.      Pengujian pisah-batas transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan.
d.      Pengujian rincian saldo
                                                                          i.      Mengamati perhitungan persediaan fisik klien
                                                                        ii.      Estimasi akuntansi
2.4              Kuisioner Pengendalian Internal atas Persediaan

Y = Ya
T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Y
T
TR
PENYIMPANAN dan PENGAWASAN FISIK



1)            Apakah persediaan :
a)      Dipisahkan atas kelompok :
*        Bahan baku?
*        Barang dalam proses?
*        Barang jadi/dagang?
*        Bahan pembantu dan suku cadang?
b)     Diatur secara rapi dan tertib ?
c)      Tercegah dari :
*        Pencurian?
*        Kerusakan?
*        Kebakaran, banjir, dan resiko lain?
d)     Secara berkala dicocokkan dengan kartu gudang?



2)            Apakah persediaan dibawah pengawasan seorang penjaga gudang atau orang tertentu lainnya?



3)            Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk ke gudang?



4)            Apakah setiap pengeluaran barang jadi berdasarkan bukti penjualan tertulis?



5)            Apakah setiap pengeluaran barang jadi/barang dagang harus berdasarkan surat jalan (DO-Delivery Order), atau sejenisnya yang diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang?



6)            Apakah terdapat pos-pos penjagaan yang mengawasi arus keluar masuk barang barang dengan efektif?



PEMBUKUAN PERSEDIAAN



7)            Bila klien menggunakan sistem persediaan perpetual:
a)      Apakah dibuat kartu persediaan untuk :
*        Bahan baku
*        Barang dalam proses
*        Barang jadi/dagang
*        Bahan pembantu dan suku cadang
b)     Apakah kartu persediaan tersebut dipegang oleh staf yang tidak menguasai persediaan secara fisik?
c)      Apakah total jumlah menurut kartu persediaan tersebut secara berkala dicocokkan dengan kartu akun kontrol (buku besar) persediaan
d)     Apakah saldo kartu persediaan dicocokkan dengan hasil stock opname  paling sedikit setahun sekali
e)      Bila terdapat selisih, apakah diinvestigasi oleh orang yang tidak menguasai persediaan secara fisik atau pemegang kartu persediaan ?
f)       Apakah penyesuaian atas selisih diotorisasi oleh petugas berwenang



8)            Bila digunakan sistem terbuka, sebutkan prosedur dan  pengawasan yang diperlukan



STOCK OPNAME



9)            Apakah yang mengawasi/melakukan perhitungan atau menyusun ikhtisar hasil perhitungan terlepas dari :
a)      Penguasaan secara fisik atas barang (penjaga gudang dan sebagainya)?
b)     Pencatatan kartu persediaan?



10)        Apakah dibuat instruksi tertulis untuk pelaksanaan stock opname dan dijelaskan kepada pelaksana stock opname ?



11)        Apakah dilakukan pisah batas atas penerimaan dan pengeluaran barang selama stock opname ?



12)        Apakah barangyang penjualan lambat, usang, atau rusak telah dipisahkan?



13)        Apakah hasil stock opname dicocokkan dengan buku besar?



14)        Apakah persediaan akhir dinilai secara konsisten dengan tahun sebelumnya?



SISTEM PEMBIAYAAN



15)        Bila terdapat sistem perhitungan biaya, apakah :
a)      Sesuai dengan prinsip yang berlaku umum di indonesia?
b)     Cocok dengan produk?
c)      Terancang untuk mencegah pemborosan?
d)     Dicocokkan dengan laporan keuangan ?
e)      Menggunakan biaya standar/kalkulasi di muka untuk disesuaikan dengan biaya sebenarnya ?
f)       Varians yang timbul dibuat analisisnya?



16)        Apakah hal-hal sebagai berikut dilaporkan segera kepada manajemen (untuk perbaikan/diambil keputusan) :
a)      Rencana kebutuhan ?
b)     Barang-barang yang penjualannya lambat?
c)      Barang yang usang?
d)     Barang yang rusak?
e)      Kelebihan persediaan?
f)       Persediaan sisa?



17)        Apakah untuk persediaan berikut dikendalikan dengan baik dan dibukukan sebagaimana seharusnya?
a)      Barang konsiyasi keluar (milik klien)?
b)     Barang konsiyasi yang diterima (milik perusahaan lain untuk dijualkan)?
c)      Barang dalam customers bounded warehouse atau broker’s warehouse?
d)     Barang pada kontraktor/subkontraktor?
e)      Barang kemasan perusahaan yang dapat dikembalikan?
f)       Barang kemasan?
g)      Per produk?



18)        Apakah barang-barang tersebut pada butir 16 secara fisik dipisahkan (bila mungkin dilakukan) ?



19)        Apakah jumlah rata-rata persediaan cukup dapat diterima untuk jenis usaha dan besarnya perusahaan?



20)        Apakah produksi dilakukan berdasarkan :
a)      Pesanan
b)     Produksi massa



21)        Jika pberdasarkan pesanan, apakah dibuat lembar pesanan untuk setiap pesanan ?



22)        Apakah metode penilaian persediaan berdasarkan:
a)      Biaya :
*        FIFO
*        LIFO
*        Rata-rata bergerak
*        Rata-rata tertimbang
b)     Biaya atau harga pasar yang lebih rendah
c)      Harga jual



ORDER PEMBELIAN



1)            Apakah pembelian dilakukan :
a         Oleh pejabat/bagian khusus?
Bagian administrasi pembelian
b        Yang terpisah dari bagian:
1        Akuntansi?
2        Pembayaran?
3        Penerimaan barang?
4        Penyimpanan?
5        Pencatatan persediaan?
c         Dengan syarat yang menguntungkan ?



2)            Apakah order pembelian :
a         Dibuat untuk semua pembelian?
b        Diotorisasi pejabat tertentu?
c         Diberi nomer urut tercetak?
d        Tersimpan lengkap, termasuk yang dibatalkan?
e         Blanko tersimpan dengan baik?
f          Tembusan dikirimkan kepada :
1        Bagian akuntansi untuk dicocokkan dengan laporan penerimaan barang dan faktur?
2        Bagian penerimaan barang sebagai otorisasi untuk menerima barang?



3)            Apakah pembelian dikoordinasi dengan :
a         Program produksi?
b        Anggaran penjualan?
c         Batas persediaan minimum atau maksimum?



4)            Apakah kebijaksanaan pembelian tidak dilakukan dengan memberikan keuntungan luar biasa kepada :
a         Penjual tertentu?
b        Relasi staf pembelian atau lainnya?
c         Suatu perusahaan dimana seorang staf mempunyai kepentingan?
d        Perusahaan affiliasi?



5)            Apakah harga penawaran penjual yang terdaftar ditinjau secara berkalal, untuk memastikan bahwa selalu merupakan harga bersaing?



PENERIMAAN BARANG



6)            Apakah terdapat bagian penerimaan barang yang terpisah dari :
a         Bagian pembelian?
b        Bagian akuntansi ?
c         Bagian pembayaran?
d        Bagian penyimpanan?
e         Bagian pencatatan persediaan?



7)            Apakah barang yang diterima disertai:
a         Surat jalan atau faktur dari pemasok?
b        Surat Keterangan Pengangkut?



8)            Apakah barang yang diterima diperiksa mengenai:
a         Kuantitas?
b        Keadaan?
c         Spesifikasi pembelian lainnya?
d        Kecocokan dengan order pembelian?



9)            Apakah laporan penerimaan barang:
a           Dibuat untuk seluruh penerimaan barang?
b          Mencatat jumlah yang diterima berdasarkan perhitungan yang sebenarnya?
c           Diberi nomor urut tercetak?
d          Disimpan selengkapnya, termasuk yang dibatalkan?
e           Blankonya disimpan dengan baik?
f            Tembusannya dikirim kepada :
1        Bagian akuntansi, untuk diocokkan dengan order pembelian dan faktur?
2        Bagian pembelian, sebagai informasi bahwa pesanan telah diterima?



10)        Jika barang ditolak oleh bagian peneriamaan :
a                Apakah dibuat surat jalan?
b               Apakah disimpan oleh bagian penyimpanan?
c                Apakah retur pembelian cukup terkontrol untuk mengurangi jumlah utang yang dibubukan?



FAKTUR PEMBELIAN



11)        Apakah faktur-faktur dari pemasok diperiksa/dicocokkan oleh staf bagian usaha dengan :
a                Order pembelian ?
b               Laporan penerimaan barang?



12)        Apakah staf bagian utang usaha ini terpisah dari ?
a                Bagian pemesanan pembelian?
b               Bagian penerimaan barang?



13)        Faktur ini secara berturut-turut harus menunjukkan bukti persetujuan seperti :
a                Harga benar?
b               Perkalian dan pertambahan?
c                Biaya pengangkutan?
d               Beban-beban lain?
e                Pengurangan-pengurangan potongan atau penyisihan lainnya?
f                 Kode atau alokasi akun yang harus dibebankan?



PEMBELIAN-PEMBELIAN KHUSUS



14)        Apakah pembelian antarperusahaan afiliasi harganya layak?



15)        Apakah pembelian antar departemen dalam suatu perusahaan:
a                Tidak diperhitungkan laba?
b               Bila terdapat “laba antarperusahaan” , laba tersebut telah dieleminasi kembali?



INFORMASI UMUM



16)        Apakah sistem informasi termasuk :
a                Anggaran pembelian?
b               Anggaran biaya?
c                Perbandingan antara anggaran dengan biaya sebenarnya?
d               Penjelasan tertulis atas penyimpangan yang material?



17)        Apakah perhitungan rasio yang berikut secara teratur diperikasa dan dijelaskan secara cukup:
a                Persentase laba kotor dengan penjualan?
b               Presentase biaya penjualan dengan penjualan?
c                Tingkat perputaran persediaan ?



18)        Apakah ada proseddur yang cukup untuk menjamin pertimbangan yang tepat dari:
a                Pisah batas pembelian?
b               Penyesuaian pendapatan dan biaya?
c                Laba yang tidak direalisasi pada barang?






2.5              Perlakuan Akuntansi Siklus Penggajian dan Personalia
Siklus jasa personalia (personnel services cycle) suatu entitas menyangkut peristiwa dan aktivitas yang berhubungan dengan kompensasi eksekutif serta karyawan. Jenis-jenis kompensasi ini meliputi gaji, upah dan insentif, komisi, bonus, opsi saham, dan tunjangan karyawan. Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya, yaitu siklus pengeluaran dan siklus produksi. Pembayaran gaji dan upah serta pembayaran pajak gaji dan upah berhubungan dengan transaksi pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran. Sedangkan untuk distribusi biaya tenaga kerja pabrik ke barang dalam proses berkaitan dengan siklus produksi.
Siklus jasa personalia dalam perusahaan manufaktur melibatkan fungsi personalia, fungsi keuangan, dan fungsi akuntansi. Fungsi personalia bertanggungjawab dalam pengangkatan karyawan, penetapan jabatan, penetapan tarif gaji dan upah, promosi dan penurunan pangkat, mutasi karyawan, penghentian karyawan, dan penetapan berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan serta penghitungan gaji dan upah karyawan. Fungsi keuangan bertanggungjawab atas pelaksanaan pembayaran gaji dan upah serta berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan. Fungsi akuntansi bertanggungjawab atas pencatatan biaya tenaga kerja dan distribusi biaya tenaga kerja untuk kepentingan perhitungan cost produk dan penyediaan informsi guna pengawasan biaya tenaga kerja.
Rounded Rectangle: Gaji pokok + (lembur) + (tunjangan) + (bonus/insentif) – (potongan)

Gaji (payroll) merupakan imbalan yang diberikan oleh pihak pemberi kerja kepada pihak pekerja dalam hubungan yang relatif tetap, maupun dalam bentuk kontrak. Besarnya gaji biasanya sudah ditentukan pada saat kesepakatan kerja dilakukan dan tidak akan berubah sampai dengan adanya kesepakatan baru. Gaji terdiri dari beberapa elemen, diantaranya adalah gaji pokok, lembur, tunjangan-tunjangan, bonus atau insentif dan potongan-potongan. Gaji dihitung dengan menambahkan semua elemen-elemen gaji kecuali potongan yang merupakan pengurang besarnya nilai gaji. Gaji dapat diformulasikan sebagai berikut:

2.3.1   Pengakuan atas gaji
Gaji yang dibayarkan dengan sistem transfer diakui pada saat transfer dilaksanakan, gaji yang dibayarkan dengan menggunakan cek diakui pada saat cek tersebut dicairkan oleh penerima gaji, sedangkan gaji yang dibayarkan dalam bentuk tunai (cash) diakui pada saat gaji diserahkan kepada penerima gaji. Besarnya biaya gaji yang diakui adalah sebesar nilai hasil dari formulasi di atas.
2.3.2   Jenis-jenis akun yang mempengaruhi siklus penggajian dan personalia
Jenis jenis akun yang mempengaruhi siklus penggajian dan personalia adalah :
a.         Beban Gaji dan Upah
b.         Pajak penghasilan ditanggung perusahaan dan tunjangan pegawai
c.         Kewajiban berupa hutang gaji, hutang pajak penghasilan pegawai
d.        Akun sejenis yang berhubungan dengan penggajian
2.3.3   Pencatatan (jurnal penggajian)
Gaji dicatat pada saat pengakuannya, yaitu sesuai tanggal yang tertera di slip transfer, slip gaji, tanggal cek tergantung bentuk gaji yang diberikan.
Adapun jurnal atas gaji adalah sebagai berikut:
Pada saat penggajian:
Beban gaji                      xx
               Kas                              xx
               Utang PPh                   xx
Pada saat penyetoran PPh:
Utang PPh                     xx
               Kas                              xx

2.3.4   Pelaporan gaji
Pada laporan Laba Rugi, gaji termasuk di dalam kelompok besar beban operasional dan dinyatakan di dalam akun beban gaji. Akun ini mempengaruhi besa kecilnya laba atau rugi perusahaan. Pernyataan laba rugi akan memberi kontribusi terhadap akun laba ditahan (retained earning) pada neraca.

2.6              Tujuan Audit atas Siklus Penggajian dan Personalia
Tujuan audit terhadap siklus penggajian dan personalia antara lain:
a.                  Membuktikan keberadaan penggajian dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan penggajian dan personalia yang dicantumkan di neraca.
Dalam hal ini pengujian ditujukan untuk membuktikan apakah beban gaji dan upah serta beban pajak penghasilan yang tercatat di dalam neraca berhubungan dengan kompensasi untuk jasa yang diberikan selama periode berjalan. Pengujian juga ditujukan untuk menguji apakah saldo kewajiban gaji dan upah serta pajak penghasilan menunjukkan jumlah yang terutang pada tanggal neraca.
b.                  Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo utang gaji dan upah serta utang pajak penghasilan yang disajikan dalan neraca.
Audit atas siklus penggajian dan personalia dilakukan salah satunya adalah untuk membuktikan apakah beban gaji dan upah serta beban pajak penghasilan yang tercatat mencakup semua beban gaji dan upah serta beban pajak penghasilan yang terjadi untuk jasa personalia selama tahun berjalan. Dalam hal saldo akun, audit ini bertujuan untuk membuktikan saldo utang gaji dan upah serta pajak penghasilan telah mencakup semua jumlah yang terutang kepada personel dan lembaga pemerintah pada tanggal neraca.
c.                  Membuktikan hak dan kewajiban atas utang gaji dan upah serta utang pajak penghasilan yang dicantumkan di neraca.
Kewajiban (utang) gaji dan upah serta pajak penghasilan karyawan merupakan kewajiban entitas yang melaporkan (perusahaan) pada tanggal neraca. Audit atas siklus penggajian dan personalia memeriksa dan meyakinkan bahwa kewajiban tersebut telah dipenuhi dan terlaporkan dalam neraca.

d.                  Membuktikan kewajaran penilaian atau alokasi beban gaji dan upah dan beban pajak penghasilan serta utang gaji dan upah dan utang pajak penghasilan yang dicantumkan di neraca.
Alokasi beban gaji dan upah dan beban pajak penghasilan serta utang gaji dan upah dan utang pajak penghasilan telah dicatat secara akurat sesuai dengan transaksi dan alokasi ini secara wajar telah tercantum dalam neraca sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
e.                  Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang gaji dan upah serta utang pajak penghasilan di neraca
Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan pada prinsip akuntansi berterima umum. Pengujian substantif terhadap siklus penggajian dan personalia diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur utang gaji dan upah serta utang pajak penghasilan telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan asersi penyajian dan pengungkapan utang gaji dan upah dan utang pajak penghasilan di neraca yang diaudit dengan prinsip akuntansi berterima umum. Beban gaji dan upah serta beban pajak penghasilan harus diidentifikasi serta diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan laba rugi. Sedangkan akun utang gaji dan upah serta pajak penghasilan harus diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca. Laporan keuangan memuat pengungkapan yang layak atas pensiun dan program tunjangan lainnya.

2.7              Fungsi di Dalam Siklus, Dokumen dan Catatan serta Internal Control atas Penggajian dan Personalia
2.3.1        Fungsi-fungsi yang terkait dalam siklus penggajian dan personalia
Pemrosesan transaksi penggajian dalam siklus penggajian dan personalia melibatkan fungsi-fungsi terkait yang berada dalam unit organisasi. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi yang terkait, antara lain:

a.         Fungsi penerima pegawai
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karywan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karywan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan. Semua pengangkatan karyawan dilakukan di departemen personalia dan harus didokumentasikan dalam formulir otorisasi personalia. Formulir itu harus menunjukkan klasifikasi pekerjaan, tarif upah awal, serta potongan gaji dan upah yang diotorisasi. Pengendalian terhadap pengangkatan karyawan baru pada file induk data personalia akan mengurangi resiko pembayaran gaji dan upah kepada karyawan fiktif. Deangan demikian pengendalian itu berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian serta hak dan kewajiban untuk transaksi pengggajian.
b.      Fungsi pencatat waktu
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Pengendalian internal yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh penyelia (supervisors) atau oleh karyawan yang bertanggngjawab atas pembuatan daftar gaji dan upah. Dalam banyak perusahaan, teradapat departemen pencatat waktu yang bertanggungjawab atas fungsi ini. Dengan memastikan bahwa data yang akurat telah diakumulasi untuk jumlah waktu kerja yang dilakukan, pengendalian terhadap fungsi pencatatan waktu akan berkaitan dengan asersi keterjadian, kelengkapan, dan penilan atau alokasi untuk transaksi penggajian.
c.         Fungsi pembuat daftar gaji dan upah
Fungsi ini bertanggungjawab menghitung penghasilan setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji dan upah. Hasil perhitungan ini dicantumkan dalam daftar gaji dan upah untuk kemudian diserahkan kepada fungsi pembuat bukti kas keluar guna pembuatan bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji dan upah kepada karyawan.

d.         Fungsi pembuat bukti kas keluar
Fungsi ini bertanggungjawab membuat perintah pengeluaran kas untuk pembayaran gaju dan upah seperti yang tercantum dalam daftar gaji dan upah. Fungsi ini membuat bukti kas keluar yang memberi otorisasi kepada fungsi keuangan untuk membayarkan gaji dan upah kepada karyawan seperti yang tercantum pada daftar gaji dan upah tersebut.

e.         Fungsi pembayar gaji dan upah
Fungsi ini bertannggungjawab mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. Cek gaji tersebut harus ditandatangani dan dibagikan oleh personel bendahara yang berwenang dan tidak terlibat dalam penyusunan daftar atau pencatat gaji dan upah. Cek yang telah diuangkan berupa uang tunai kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji dan upah setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak. Gaji yang belum diambil harus disimpan di tempat yang aman di kantor bendahara.
Selain membayarkan gaji dan upah, SPT pajak gaji dan upah atau pajak penghasilan harus diserahkan sebesar jumlah yng dipotong dari karyawan untuk pajak penghasilan. SPT ini harus diserahkan secara tepat waktu untuk menghindari pembayaran denda.
f.          Fungsi akuntansi biaya
Fungsi ini bertanggungjawab mencatat distribusi biaya ke dalam kartu kos produkdan kartu biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dan kartu jam kerja (untuk tenaga kerja langsung pabrik).
g.         Fungsi akuntansi umum
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat gaji dan upah dalam jurnal umum.
2.3.2        Dokumen dan catatan
Dokumen yang digunakan dalam melaksanakan serta mencatat transaksi penggajian adalah sebagai berikut:
a.         Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
Dokumen-dokumen ini umumnya di keluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat-surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan. Miisalnya surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, dan perubahan tarif upah.
b.      Kartu jam hadir (kartu absen)
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan perusahaan.
c.         Kartu jam kerja (tiket waktu)
Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pekerjaan. Dokumen diisi oleh mandor pabrik dan diserahkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah yang kemudian dibandingkan dengan kartu jam hadir.
d.         Daftar gaji dan daftar upah (register penggajian)
Dokumen yang berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan, dikurangi potongan-potongan PPh pasal 21, utang karyawan, uiran untuk organisasi karyawan.
e.         Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah
Dokumen ini merupakan hasil ringkasan dari gaji dan upah per departemen, yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah.
f.          Surat pernyataan gaji dan upah
Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan.
g.         Amplop gaji dan upah
Di dalam amplom gaji dan upah isi bberisi gaji dan upah karyawan yang diserahkan kepada karyawan. Halaman muka amplop gaji dan upah setiap karyawan ini berisi informasi mengenai identitas karyawan.
h.        Bukti kas keluar (cek gaji)
Merupakan perintah pengeluaran kas yang dibuat oleh fungsi pembuat bukti kas keluar kepada fungsi pengeluaran kas, berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
i.           Rekening bank untuk penggajian imprest.
Rekening yang menampung setoran sebesar total gaji dan upah bersih yang dilakukan selama periode pembayaran.
j.        Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja
Laporan yang menunjukkan klasifikasi akun untuk pengghasilan pabrik kotor selama setiap periode pembayaran.
k.         SPT pajak gaji dan upah
Formulir yang ditetapkan oleh otoritas pajak untuk diserahkan bersama dengan pembayaran pajak yang dipotong dari karyawan serta pajak gaji dan pemberi upah kerja untuk jaminan sosial serta pengangguran federal dan negara bagian.
l.        File personalia karyawan
File yang memuat data mengenai ikatan kerja setiap karyawan dan meuat semua otorisasi personalia yang dikeluarkan untuk karyawan tersebut, evaluasi kerja, serta tindakan disipliner, jika ada.
m.      File induk data personalia
File computer yang berisi data terkini mengenai karyawan yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah seperti klasifikasi pekerjaan, tarif upah dan potongan.
n.        File induk penghasilan karyawan
File computer yang berisi penghasilan kotor, potongan gaji dan upah serta pembayaran bersih setiap karyawan selama tahun berjalan hingga tanggal pada hari itu menurut periode pembayaran.

2.8              Kuisioner Pengendalian Internal atas siklus penggajian dan personalia

Y = Ya
T = Tidak
TR = Tidak Relevan
Y
T
TR
1.       Bila terdapat departemen SDM (human resources development-HRD :
a.       Apakah semua penerimaan pegawai, perubahan gaji, dan pemberhentian melalui bagian ini?
b.       Apakah dibuat arsip karyawan dengan lengkap?



2.       Bila tidak ada bagian HRD, uraikan secara singkat dan jelas prosedur tersebut pada butir 1.a di atas :
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................



3.       Mutasi karyawan, apakah :
a.  Diperlukan otorisasi dari pejabat tertentu atas :
1.    Pengerjaan ?
2.    Perubahan skala gaji ?
b.       Mutasi segera diberitahukan ke bagian gaji/upah?



4.       Catatan waktu, apakah :
a.  Catatan waktu dilakukan dengan time clocks (jam)?
1.    Bila “Ya”, apakah catatan time clocks cukup diawasi?
2.    Bila “Tidak”, apakah catatan waktu cukup terbina dengan baik?
Jelaskan:
b.  Catatan waktu dilindungi untuk mencegah perubahan?



5.       Bila terdapat pembayaran upah atas dasar hasil kerja, apakah:
a.  Terdapat catatan hasil kerja dan diawasi?
b.  Dicocokkan hasil produksi sebenarnya sebelum dibayar?



6.       Persiapan gaji/upah, apakah :
a.  Total jam kerja setiap pegawai disetujui oleh staf tertentu?
b.  Lembur pegawai terlebih dahulu harus disetujui pejabat yang berwenang?
c.  Pengumpulan data gaji/upah, perincian masing-masing perhitungan, dan total gaji diperiksa kembali oleh pegawai lain sebelum dibayar?
d.  Atas gaji tersebut sudah diperhitungkan PPh 21 yang sesuai dengan peraturan pemerintah ( UU Perpajakan)?



7.       Pembayaran gaji/upah:
a.  Bila dibayar berupa uang tunai, apakah:
1.       Mereka diminta membuat tanda terima?
2.       Tanda tangan kemudian dicocokkan dengan contoh pada arsip kepegawaian oleh orang yang tidak mempersiapkan atau membayar gaji/upah?
3.       Pembayar gaji/upah digilir?
4.       Pembayar gaji/upah terpisah dari yang mempersiapkan perhitungannya?
b.  Bila semua atau sebagian pegawai dibayar dengan cek, apakah:
1.       Setiap cek ditandatangani oleh orang-orang yang tidak melakukan :
a.       Persiapan gaji/upah?
b.       Menyiapkan cek?
c.       Membukukan gaji/upah?
2.       Cek yang batal dirusak atau tetap disimpan?
3.       Buku cek hanya dipegang oleh petugas bagian keuangan yang menyiapkan cek?
4.       Rekening bank untuk gaji direkonsilisasi setiap akhir bulan?
5.       Apakah rekonsiliasi dilakukan oleh orang lain yang tidak menyiapkan dan membayar gaji/upah?
Bila “Ya”, apakah :
a.       Rekening koran dikirimkan langsung kepadanya?
b.       Bila paid check dikembalikan oleh bank kepada perusahaan (dilakukan oleh beberapa bank asing) apakah nama dan jumlah yang tertera pada cek dicocokkan dengna gaji?
c.       Diperhatikan tandan tangan pengambilan uang pada paid check yang dikembalikan tersebut?
d.       Bila pembayaran dilakukan dengan pemindahbukuan ke rekening bank pegawai, apakah:
1.       Perintah pemindahbukuan tersebut ditandatangani oleh orang yang terpisah dari :
a.       Yang mempersiapkan dafar gaji/upah?
b.       Yang mempersiapkan cek gaji/upah?
c.       Pembukuan gaji/upah?
2.       Pegawai diberitahu mengenai pembayaran kepada mereka?



8.       Apakah prosedur cukup menjamin bahwa tidak adak kelalaian atas pengurangan yang harus dilakukan atas gaji/upah?



9.       Apakah utang gaji/upah yang belum diambil dalam waktu tertentu (minimal dalam waktu satu bulan) disetor kembali dan dibukukan sebagai utang gaji/upah?




2.9              Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif dalam Siklus Penggajian dan Personalia
Setelah kita mengetahui fungsi-fungsi bisnis dan dokumen serta pencatatan terkait dengan siklus penggajian dan personalia, selanjunya kita akan membahas mengenai pengujian pengendalian dan pengujian substantif dalam siklus penggajian dan personalia. Namun sebelu itu dibawah ini tergambar langkah-langkah dalam mendesain pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untku siklus penggajian dan personalia.

2.1              Pelaksanaan Prosedur Analitis
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis ketika memulai audit atas siklus jasa personalia karena prosedur ini efektif dari segi biaya.
Berikut beberapa contoh prosedur analitis yang mungkin digunakan auditor:
Rasio
Rumus
Signifikansi Audit
Biaya gaji dan upah rata-rata per klasifikasi karyawan
Total biaya gaji dan upah untuk satu kelompok karyawan dibagi dengan jumlah karyawan dalam kelompok tersebut
Pengujian atas kelayakan gaji dan upah kotor untuk sekelompok karyawan. Banyak perusahaan yang memiliki lebih dari satu kelompok karyawan, dan penting untuk mengevaluasi kelayakan gaji dan upah berdasarkan kelompok karyawan.
Pendapatan per karyawan
Total pendapatan : jumlah karyawan purnawaktu
Rasio ini dapat menjadi ukuran produktivitas per karyawan. Rasio ini khususnya penting dalam industri jasa dan akan dibandingkan dengan statistik industri.
Total biaya gaji dan upah sebagai presesntase dari pendapatan
Total beban gaji dan upah : gaji dan upah kotor
Pengujian atas kelayakan biaya gaji dan upah. Rasio ini seringkali dibandingkan dengan statistik industri.
Beban pajak gaji dan upah sebagai presentase dari gaji dan upah kotor
Total beban pajak gaji dan upah : gaji dan upah kotor
Pengujian kelayakan pajak gaji dan upah. Rasio ini seringkali bisa dibandingkan dengan tarif pajak standar.

Selain itu, terdapat pula beberapa prosedur analitis yang berguna untuk mengetahui salah saji yang mungkin terjadi atas asersi yang dikeluarkan oleh klien. Berikut tabel prosedur analitis :
Prosedur analitis
Salah saji yang mungkin terjadi
Membandingkan saldo beban penggajian dengan tahun-tahun sebelumnya (disesuaikan dengan kenaikan gaji dan pertambahan jumlah)
Salah saji atas akun beban penggajian
Membandingkan tenaga kerja langsung sebagai presentase penjualan dengan tahun-tahun sebelumnya
Salah saji atas tenaga kerja langsung dan persediaan
Membandingkan beban komisi sebagia presentase penjualan dengan tahun-tahun sebelumnya
Salah saji atas beban komisi dan utang komisi

2.2              Metodologi dalam Merancang Pengujian Rincian atas Akun Terkait
dalam dua tahap audit, auditor menilai resiko pengendalian serta melalukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi setelah melakukan pengujian tersebut dan mengetahui kecenderungan salah saji dalam akun-akun laporan keuangan pada siklus penggajian dan personalia, auditor menjalankan metodologi untuk mendesain pengujian perincian saldo. Adapun bagan metodologi desain pengujian perincian saldo adalah sebagai berikut :
Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang memengaruhi akun utang penggajian
 
Menentukan salah saji yang dapat diterima dan menilai resiko bawaan untuk akun utang penggajian
 
Menilai resiko pengendalian siklus penggajian dan personalia
 
Mendesain dan melalukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif untuk siklus penggajian dan personalia
 
Mendesain dan melakukan prosedur analitis untuk akun utang dan penggajian
 
BAB III
PENUTUP

1.1              Kesimpulan
Audit atas siklus produksi dan personalia dimaksudkan agar akun-akun yang tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan secara wajar dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan yang ada di Indonesia dan juga berprinsip pada PABU.
Selain itu, dalam siklus produksi, auditor memfokuskan perhatian pada transaksi pabrikasi yang menyangkut alokasi biaya pabrikasi ke barang dalam proses dan pemindahan biaya produksi yang sudah selesai ke barang jadi. Dalam mengaudit siklus ini, auditor menaruh pada sistem akuntansi biaya dan sistem akuntansi keuangan klien. Audit atas persediaan memerlukan perencanaan yang cermat dan investasi waktu, biaya, dan upaya audit yang sangat ssubstansial.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar